Masjid Raya Tuatunu & “Cen Bekuncit” Hongky Listiyadhi

oleh

Hongky Listiyadhi seorang muslim, namun ia tidak lupa akan akar darimana ia berasal, budaya Tionghua (leluhur) selalu melekat dalam kehidupannya. Sebab budaya dan agama jelas berbeda. Keimanan dan keislaman seseorang tidak melulu diukur dari penampilan atau busana. Hongky Listiyadhi seorang pengusaha, tapi ia punya karakter pribadi tak harus menunjukkan bahwa dirinya adalah pengusaha biar dianggap berkelas, penampilannya tetap seniman yang slenge’an. Bahkan beberapa waktu lalu, Pj. Gubernur Safrizal ZA pernah bercerita kepada Penulis: “Selama beberapa bulan di Bangka Belitung ini, saya baru mau bertemu pengusaha 1 orang, yaitu Hongky Listiyadhi, yang lain belum berani saya bertemu, sebab belum tahu siapa dan bagaimana orangnya”. Mendengar itu, saya langsung membantah: “Siapa bilang Hongky Listiyadhi pengusaha? Dia itu seniman yang kebetulan punya Hotel dan Restoran” protes saya ini disambut tawa Pj. Gubernur.

Tak hanya soal jasa dan apa yang sudah dilakukan sebagai seorang muslim, dirinya seorang pengusaha besar saja, Hongky tak menunjukkan itu. Saking santainya, jangan heran kalau dia sering kemana-mana numpang mobil penulis, sebab mobil Taft Feroza tahun 1986 yang dia beli seharga 23 juta itu sering mogok. Begitulah Hongky Listiyadhi, selalu unik dan santai menikmati kehidupannya, yakni keislamannya, ke-bangka-belitung-annya dan ke-tionghua-an dan ke-melayu-annya.

Salam Kuncir!(*)

 

(La Terrasee Cafe, 25 Maret 2024)

===========

 

AHMADI SOFYAN, dikenal panggilan Atok Kulop. Alumni Pondok Pesantren Al-Islam Kemuja dan KMI Pondok Modern Al-Barokah Kertosono Nganjuk Jawa Timur. Menempuh Pendidikan tinggi di Kota Malang Jawa Timur. Telah menulis 1.000-an opini di media cetak dan online, serta 80-an buku dan novel. Kesehariannya banyak dihabiskan di Kebun tepi Sungai di Desa Kemuja.

 

 

 

 

 

 

No More Posts Available.

No more pages to load.