Oleh: AHMADI SOFYAN
SYAIR lagu “Gundul-Gundul Pacul” karya Sunan Kalijaga ini adalah nasehat kepada para pemimpin. Sayangnya, Capres kita malah joget tanpa makna, bikin generasi muda makin buta sejarah perjuangan bangsa Indonesia…
====
PAGI ini, di kebun saya iseng mendendangkan lagu berbahasa Jawa “Gundul-Gundul Pacul” dengan ditemani secangkir kopi. Isteri saya yang asli orang Jawa Timur, tersenyum mendengarkan suaminya asli Bangka Belitung mendendangkan lagu berbahasa Jawa.
Menyanyikan lagu ini dimasa kecil cukup membuat kenangan indah walau kala itu tidak paham makna dibalik syair lagunya. Lagu ini semakin enak didengar kala dinyanyikan bersama-sama. Saya suka nyanyi sama-sama, sehingga suara fals saya gak ketahuan adanya.
“Gundul-gundul pacul-cul, gembelengan. Nyunggi-nyunggi wakul-kul, gembelengan. Wakul ngglimpang segane dadi sak ratan…”
Konon lagu “Gundul-Gundul Pacul” ini diciptakan pada tahun 1400-an oleh Sunan Kalijaga dan teman-temannya ketika mereka masih berusia remaja. Meski liriknya terdengar jenaka, namun makna lagu “Gundul-Gundul Pacul” ternyata mengajarkan kepada kita tentang nilai-nilai kepemimpinan?