Filosofi Kulit Sapi, Kayu & Al-Qur’an

oleh

Oleh: AHMADI SOFYAN

“KEBURUKAN yang sering menerpa kehidupan sosial di negeri ini, Serumpun Sebalai berubah menjadi “Saling Nyerambun Saling Berkelahi.” Karena hasut, hasad & iri dengki.”

=====

TUHAN menciptakan segala isi bumi ini tidak ada yang percuma, semuanya memberikan manfaat besar bagi keberlanjutan kehidupan manusia. Tinggal bagaimana kita memaknai, melihat secara jeli dan cerdas dalam mengolahnya.

Tak heran, jika dalam Al-Qur’an banyak sekali kalimat pertanyaan introspektif tersebut menggunakan banyak redaksi seperti: “Afala Ta’qilun?” (Tidakkah kamu mengerti?), “Afala Tadzakkarun?” (Tidakkah kamu mengambil pelajaran?), “Afala Tubsirun?” (Tidakkah kamu melihat?), “Afala Tasma’un?” (Tidakkah kamu mendengarkan), “Afala yatadabbaruun” (Tidakkah kamu tidak merenung?) “Afala tatafakkaruun” (Tidakkah kamu berpikir?) dan kalimat-kalimat lainnya.

Mungkin ada diantara kita yang iseng bertanya: “Buat apa Tuhan menciptakan nyamuk?”. Ternyata, dari nyamuk bisa membuat orang kaya raya dan menguasai perekonomian negeri bahkan dunia. Gara-gara nyamuk, sebuah perusahaan kimia asal Jerman bernama Buyer mendirikan Pabrik Baygon. Intinya, berapa banyak orang bekerja menafkahi hidupnya dari akibat adanya nyamuk. Ini baru perkara nyamuk, sedangkan ada triliunan bahkan tak terhitung benda dan makhluk yang diciptakan Tuhan di dunia ini.

Demikian juga Tuhan menciptakan kita manusia, walau semua manusia diciptakan dari tanah, namun sebagaimana sifatnya tanah, manusia memiliki perilaku yang berbeda-beda. Perilaku dan karakter manusia yang berbeda-beda, selain adalah kekayaan Tuhan terhadap manusia, juga menjadikan kita untuk cerdas, waspada, teliti dan mampu menyaring siapa yang menjadi teman, sahabat hingga “seperadik” (saudara) dalam kehidupan sosial. Dari keragaman karakter manusia ini juga muncul Ilmu psikologi.

No More Posts Available.

No more pages to load.