Oleh: AHMADI SOFYAN
ANAK YATIM makhluk mulia, tidak saling iri dengki walau tak diundang bukber & tidak dapat THR. Kita kembali perlu belajar kepada anak yatim
====
CDN.id, SETIAP Ramadhan, selalu rutin kelompok, instansi, lembaga, pejabat pemerintah, tokoh masyarakat, awak media dan lain sebagainya mengadakan buka puasa bersama. Tak jarang buka puasa bersama itu diundanglah anak-anak yatim dari salah satu atau berbagai Panti Asuhan, sesuai kemampuan sohibul hajat. Pun demikian dengan isi amplop yang judulnya berbagai sebutan, misalnya “tali asih” “berbagi rezeki” “Santunan” atau jika bulan Ramadhan menjelang lebaran disebut “THR“. Begitulah sosial tinggi yang menjadi tradisi indah kita masyarakat Indonesia. Sangat bersyukur sekali menjadi orang Indonesia yang masih menyaksikan tradisi ini.
Ketika pejabat pemerintahan seperti Kementerian, Kepala Daerah, Kepala Dinas, TNI/POLRI, Lembaga Pemerintahan lainnya bahkan sekelas Presiden RI sekalipun mengundang anak-anak yatim dari salah satu Panti Asuhan atau beberapa Panti Asuhan untuk buka puasa bersama lantas dalam acara tersebut diberikan “THR”, belum pernah saya mendengar ada anak yatim lain yang protes lantas teriak-teriak kepada sohibul hajat dengan bertanya “Anggaran dari mana?” atau “Mengapa kami tidak diundang?” lantas koar-koar dengan kalimat: “Tidak adil, sebab kami yang juga anak yatim, anak panti asuhan, tapi tidak diundang dan tidak dapat THR?”.