Namun, meskipun membawa keuntungan ekonomi, aktivitas pertambangan juga menyisakan masalah besar yang harus dihadapi, terutama terkait kerusakan lingkungan dan dampak sosial yang ditimbulkan. Isu penegakan hukum menjadi sorotan utama, mengingat banyaknya kegiatan tambang ilegal serta pelanggaran regulasi lingkungan yang kerap terjadi. Salah satu masalah utama yang dihadapi Bangka akibat aktivitas pertambangan adalah kerusakan lingkungan yang masif.
Lahan-lahan bekas tambang yang tidak direklamasi dengan baik menyebabkan kerusakan tanah dan hutan. Banyak tambang ilegal yang beroperasi tanpa mematuhi regulasi, sehingga tidak memperhatikan aspek lingkungan dalam proses penambangan. Akibatnya, kerusakan alam di Bangka semakin parah, termasuk hutan yang gundul dan lahan yang rusak serta tidak produktif.
Tidak hanya itu, pencemaran air akibat limbah tambang juga menjadi masalah serius. Sungai-sungai di Bangka yang menjadi sumber air bagi masyarakat banyak tercemar oleh limbah tambang. Air yang keruh dan tercemar logam berat seperti timah dan merkuri tidak hanya merusak ekosistem sungai, tetapi juga membahayakan kesehatan masyarakat setempat yang menggunakan air tersebut untuk kebutuhan sehari-hari.
Dalam jangka panjang, pencemaran ini dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang serius dan sulit diatasi. Selain itu, kerusakan terumbu karang di pesisir Bangka juga menjadi perhatian. Aktivitas penambangan timah laut, yang dilakukan dengan cara menyedot dasar laut, menyebabkan terumbu karang hancur. Terumbu karang merupakan habitat penting bagi banyak spesies laut dan memiliki peran besar dalam menjaga keseimbangan ekosistem laut. Hilangnya terumbu karang dapat mengakibatkan penurunan populasi ikan dan berdampak pada penghidupan nelayan lokal yang bergantung pada hasil laut.
Penegakan hukum dalam sektor pertambangan di Bangka menghadapi banyak tantangan. Salah satu masalah utamanya adalah maraknya penambangan ilegal. Meski pemerintah telah menetapkan regulasi yang ketat terkait pertambangan, termasuk kewajiban memiliki izin dan mematuhi standar lingkungan, banyak penambang yang beroperasi tanpa izin resmi. Penambang ilegal seringkali mengabaikan aturan terkait keselamatan kerja dan perlindungan lingkungan, sehingga aktivitas mereka berdampak buruk bagi masyarakat dan alam sekitar. Salah satu alasan sulitnya memberantas penambangan ilegal adalah lemahnya pengawasan dan koordinasi antara pemerintah daerah dan pusat. Aparat penegak hukum sering kali kekurangan sumber daya, baik tenaga maupun teknologi, untuk mengawasi luasnya wilayah pertambangan di Bangka. Selain itu, penambangan ilegal sering kali melibatkan jaringan yang kuat, termasuk oknum-oknum yang memiliki kekuasaan, sehingga sulit untuk dihentikan.
Korupsi juga menjadi salah satu tantangan dalam penegakan hukum di sektor pertambangan. Beberapa oknum aparat diduga terlibat dalam praktik penyuapan dan memberikan perlindungan bagi kegiatan tambang ilegal. Kondisi ini semakin memperparah situasi, karena hukum tidak ditegakkan dengan tegas, dan penambangan ilegal terus beroperasi tanpa kendala berarti. Dampaknya, lingkungan semakin rusak dan masyarakat yang terkena dampak tidak mendapatkan perlindungan hukum yang semestinya.