Mr. Adox, Islam itu Perbuatan, Bukan Sekedar Omongan & Penampilan

oleh

Namun demikian, Adox tidak meninggalkan kawan-kawan sepergaulan walau berbeda keyakinan. Sebab bagi Adox, Islam itu perbuatan bukan penampilan apalagi sekedar omongan. “Namun yang membedakan dalam pergaulan saya tidak lagi minum-minuman keras dan makan makanan non halal, dan pastinya ada waktu untuk beribadah, tidak seperti dulu lagi sejak hijrah ke Islam” ungkap Adox.

Apakah ada ledekan kawan-kawan sepergaulan sejak hijrah? Adox tidak memungkiri hal tersebut, karena tidak lagi minum-minuman keras dan makan-makanan non halal, pastinya ia pernah mendapat ledekan kawan-kawan. “Dulu saya diledekin sempat “merteng” (marah), sekarang pastinya seiring usia, semunya sedikit-sedikit berubah. Maklumlah, Jok, kite ne memang asal e merteng (garang)” ungkapnya sambil tertawa.

Menurut Adox, hidup adalah pilihan dan dirinya sudah memilih Islam sebagai jalan hidup. Ketika Penulis bertanya, apa yang ia rasakan setelah masuk Islam dan menjalani kehidupan dalam Islam? “Ketenangan dan kenyamanan, ada tempat saya mengadu dan berkeluh kesah, yakni Allah SWT. saya terbebas dari ketergantungan terhadap alcohol dan saya jauh lebih sabar, “dak merteng agik” ungkapnya kepada Penulis. “Duluk e Jok, jangan aben urang ngusik dirik, keluar merteng e. mun sekarang ne banyak istighfar-lah dan nahan emosi dengan cara bersabar dan mendekatkan diri ke Tuhan. Sejak hijrah ne, setetes pun minuman ber-alkohol ko dak minum agik. semoga istiqomah lah” harap Adox dengan raut kebahagiaan.

Apa pandangan seorang Adox terhadap Islam?

Islam itu perbuatan dan pelayanan bagi manusia dan makhluk lainnya. Islam bukan sekedar omongan, symbol dan penampilan, tapi lebih pada perbuatan” ujar Adox serius. Sebagai sahabat, Penulis menyaksikan sendiri kehidupan Adox dalam kesehariannya yang mungkin tak banyak orang lain ketahui. Misalnya, sejak belasan tahun silam, ia rutin melaksanakan “Sedekah Jum’at Berkah” dari restoran yang ia miliki. Tak ada publikasi sama sekali, namun ia jalani dengan diam-diam. Begitupula ia menyisihkan rezeki yang ia miliki ke Pesantren, Pembangunan Masjid, Musholla, anak yatim dan orang-orang tidak mampu. Bahkan beberapa tahun silam, Penulis pernah diamanahkan sejumlah dana yang cukup besar dari Adox untuk memperbaiki dan membangun ulang jembatan di sebuah dusun di wilayah Bangka Selatan. “Bilang bae dari ka, dak usah bilang dari ko dak. Ka perbaiki jembatan itu sampai selesai. Semua kebutuhan e ka mintak kek ko aok” begitulah pesannya kala itu kepada Penulis.

Kek ape nya ka nulis cem ne, Jok. Malu ko kek urang, gawi ka ne” ujar Adox sesaat setelah penulis memberikan tulisan ini untuk ia baca sebelum Penulis kirim ke media. “Biasalah Bro, kalau yang lain menjelang berbuka puasa mendengar ceramah atau ngaji, saya nulis. Sore ini gak ada bahan buat ditulis, jadi ka lah yang ko tulis” sanggah Penulis sambil menikmati sajian menu buka puasa di Restoran Mr. Adox sambil ngobrol dan akhirnya menjadi bahan tulisan ini.

 

Salam Mr. Adox!

 

(Resto Mr. Adox, 26 Maret 2024)

=========

 

AHMADI SOFYAN, dikenal namanya Atok Kulop. Aktif menulis opini diberbagai media cetak dan online serta buku dan novel. Setidaknya 1.000-an opininya sudah dipublish dan 80-an bukunya sudah diterbitkan. Kesehariannya banyak dihabiskan di kebun tepi sungai di Desa Kemuja.

 

 

 

 

No More Posts Available.

No more pages to load.