CDN.id, PANGKALPINANG– Masyarakat Indonesia sering mendengar ungkapan “Indonesia-sentris”. Istilah yang dipopulerkan Presiden Jokowi ini menekankan visi pembangunannya yang tidak berwawasan Jawa sentris. Perubahan cara pandang ini terlihat pada poin ketiga Nawa Cita: kebijakannya untuk “Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan”.
“Ini untuk mencerminkan semangat pendiri bangsa, untuk menegaskan kembali bahwa Indonesia bukan hanya Jakarta, bukan hanya Jawa,” kata Presiden RI Joko Widodo, Jumat, 16 Agustus 2019 lalu, jelang Rapat Gabungan DPD RI dan DPR RI di Gedung DPR/MPR Senayan, Jakarta.
Hal itu disampaikannya dalam Pidato Kenegaraan dalam rangka memperingati 74 tahun Proklamasi Kemerdekaan. Untuk itu, Presiden menyampaikan, pembangunan yang dilakukan harus tetap fokus pada Indonesia dan membawa kegembiraan bagi seluruh lapisan masyarakat di seluruh wilayah nusantara.
Begitu pula dengan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang dikenal sebagai salah satu provinsi di Indonesia yang terdiri dari banyak pulau besar dan kecil. Pemerataan pembangunan yang dilakukan Indonesia Sentris juga berdampak pada salah satu pulaunya yaitu Kepulauan Pongok di ujung selatan Pulau Bangka.
Kepulauan Pongok merupakan kecamatan baru pemekaran dari Kecamatan Lepar Pongok, dan diresmikan oleh Bupati Bangka Selatan pada tanggal 12 Juli 2012 dengan luas wilayah 89,67 km2.
Kecamatan Kepulauan Pongok merupakan sebuah kecamatan yang terdiri dari dua pulau, secara administratif terbagi menjadi dua desa yaitu Pongok dan Celagen. Secara geografis wilayah Kepulauan Pongok berbatasan dengan Selat Gaspar di utara dan timur serta Laut Jawa di selatan. Lokasi ini menghadap ke laut dan seluruh desa di wilayah Kepulauan Pongok merupakan desa pesisir. Sektor perikanan merupakan salah satu sektor perekonomian terpenting dan memberikan kontribusi terbesar terhadap PDRB-nya. Oleh karena itu, mayoritas warga di wilayah Kepulauan Pongok berprofesi sebagai nelayan.
Gerbang Kemajuan Terbuka Lebar
Interkonektivitas diperlukan untuk meningkatkan aksesibilitas wilayah, memudahkan akses, mengurangi perbedaan harga barang dan logistik, meningkatkan produktivitas wilayah, dan mempercepat pertumbuhan ekonomi. Infrastruktur dan transportasi menjadi simpul konektivitas yang mampu mengikat dan merajut keberagaman identitas, hingga ke seluruh wilayah bahkan di daerah terdepan, pelosok, dan terpencil demi untuk memperkokoh keberagaman. Untuk itu pembangunan infrastruktur transportasi di seluruh wilayah sangat diperlukan sebagai bentuk menjalankan amanah Indonesia Sentris.
Oleh karena itu, pembangunan infrastruktur transportasi di seluruh wilayah sangat diperlukan sebagai wujud pemenuhan misi Indonesia Sentris. Bukti nyata Indonesia sentris telah membuat terobosan di wilayah Kepulauan Pongok sudah dapat dirasakan ketika kita mendekati wilayah tersebut. KM Banawa Nusantara, Kapal Angkutan Rakyat (Perla) yang didukung Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan, berangkat dari Pelabuhan Feri Sadai di selatan Bangka setelah menempuh perjalanan empat jam dan siap mengangkut kami. KM Banawa Nusantara merupakan salah satu kapal yang menghubungkan kawasan kepulauan yaitu kawasan Kepulauan Pongok dan kawasan Lepar. Kapal tersebut juga menjadi langkah pemerintah untuk memperlancar pergerakan penduduk, sirkulasi barang dan mendukung akses terhadap potensi wisata pulau tersebut.
Sesampainya kami di Pongok, masyarakat yang berada di ujung dermaga menyambut kami dengan sangat ramah dan gembira. Dermaga ini dimanfaatkan masyarakat untuk menyandarkan kapal-kapalnya untuk berbagai kegiatan. Berkat struktur beton permanen yang dibangun pada tahun 2021, dermaga ini akan mampu menampung 10 kapal berukuran antara 30 dan 50 GT, membuktikan bahwa konsep Indonesia Sentris sudah mulai sampai di pulau tersebut. Masyarakat berharap dermaga tersebut berkembang menjadi pelabuhan untuk memudahkan pergerakan penumpang dan barang.
“Dermaga ini penting untuk aktivitas warga, terutama yang berprofesi sebagai nelayan. Sebelum ada dermaga yang ada saat ini, kami harus antri menunggu bongkar muat,” jelas Syahrial Fitri, Sekretaris Kecamatan Kepulauan Pongok.
Anak-anak Pongok Kini Bisa Bermimpi Indonesia menunjukkan komitmennya terhadap pendekatan Indonesia melalui pengembangan sumber daya manusia dengan fokus pada pertumbuhan berkualitas di bidang pendidikan.
Program-program seperti dukungan pendidikan, penyediaan infrastruktur, pelatihan dan sertifikasi guru, serta pengembangan kurikulum terkait akan meningkatkan kualitas pendidikan. Pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran juga menjamin pemerataan akses terhadap pendidikan, yang menunjukkan bahwa pengembangan sumber daya manusia merupakan prioritas utama untuk mencapai visi Indonesia Sentris.
Sekolah adalah salah satu pilar penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di masyarakat. Saat ini, Kecamatan Pongok memiliki tiga Sekolah Dasar, satu Sekolah Menengah Pertama, dan satu Sekolah Menengah Atas. Sekolah di Kepulauan Pongok menggunakan sistem pembelajaran kurikulum Merdeka Belajar. Beberapa sekolah telah mengintegrasikan penggunaan teknologi pembelajaran digital ke sekolah menengah. Guru juga dibekali berbagai pelatihan keterampilan untuk meningkatkan kemampuannya.
Peningkatan akses pendidikan ini tentunya sangat penting bagi masyarakat Kepulauan Pongok. Jumlah anak semakin bertambah setiap tahunnya, dan hanya terdapat satu sekolah (sekolah dasar) di Kepulauan Pongok. Data tahun lalu menunjukkan bahwa banyak anak di Kepulauan Pongok yang putus sekolah dikarenakan jauhnya jarak ke SMP.
“Senang sekali bisa bersekolah di sini. Dulu kalau mau SMP harus keluar pulau dan berangkat ke Toboali (ibu kota Kabupaten Bangka Selatan),” kata Na’imah, Ibu dari enam anak di Desa Celagen.
Pemerataan pembangunan ini setidaknya membantu meningkatkan semangat anak untuk terus belajar dan tetap bersekolah. Mereka memiliki ambisi besar dan harapan untuk masa depan yang lebih baik.
Menjelajah Tanpa Batas
Dengan pesatnya perkembangan teknologi di zaman modern, sangatlah penting untuk memiliki akses internet di segala bidang untuk menunjang kehidupan kita. Sebagai negara yang dipisahkan oleh lautan, penguatan jaringan internet secara merata di seluruh tanah air dapat menciptakan keterhubungan antar wilayah dari ujung barat nusantara hingga ujung timur.
Pemerataan pembangunan infrastruktur juga sejalan dengan konsep Indonesia Sentris yang mengedepankan pembangunan berimbang dan berkeadilan. Masyarakat Kepulauan Pongok lambat
laun mulai terbiasa dengan kemajuan teknologi.
Berdasarkan data Kementerian Komunikasi dan Informatika, tahun 2021, sebagian desa di Kecamatan Pongok masih termasuk daerah blank spot. Untuk mendukung penggunaan internet, pemerintah meluncurkan Program Aksi WiFi Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI).