Namun, seriring perjalanan waktu dan perubahan kehidupan sosial yang begitu dahsyat, kita semua, masih begitu rapuh dalam menata hati, sehingga kadangkala kita merasa mutiara, padahal hanyalah serpihan debu tak berharga. Kita merasa Musa, padahal Fir’aun yang ada. Kita merasa Ibrahim, padahal Namrudz sedang merajalela. Kita merasa Muhammad, padahal sebenarnya diri adalah Abu Lahab.
Ditengah kesunyian kebun tepi sungai, sayup terdengar lirik lagu Ungu Band: “Pernahkah kau merasa……..”.
Salam Rasa!!
Kebun Tepi Sungai, 14/04/2024
====
AHMADI SOFYAN (Atok Kulop) disebut sebagai penjilat pejabat karena dekat dengan semua pejabat di Bangka Belitung. Tidak punya prestasi apapun. Hobi menulis gak jelas bahkan 1.000 lebih tulisan gak jelasnya dimuat dimedia cetak & online. Sudah 80-an buku & novel yang tidak laku dan tidak dikenal sudah diterbitkan. Ia banyak habiskan waktunya di Kebun Tepi Sungai. Anak kampung tanpa profesi dan embel-embel apapun dalam diri.