Adapun tanda-tandanya, mulai dari kondisi fisik seperti luka-luka dan semangat yang menurun, sulit berkonsentrasi, sulit tidur, mengeluhkan berbagai rasa sakit, dan enggan melakukan aktivitas di luar atau menarik diri.
Tentunya Moms dan Dads perlu menanggapi ketika anak diketahui mengalami perundungan. Namun, pastikan saat menanggapi, anak merasakan kenyamanan, sehingga dapat terbuka melalui cerita.
Adapun caranya, antara lain:
1. Dengarkan anak secara penuh
Berfokuslah untuk membuat mereka merasa didengar dan didukung. Alih-alih mencoba menemukan penyebab bullying atau mencoba menyelesaikan masalah. Pastikan mereka tahu bahwa itu bukan kesalahan mereka.
2. Beritahu bahwa Moms dan Dads percaya kepada anak
Beritahu bahwa Moms dan Dads senang mereka memberi tahu, bahwa itu bukan kesalahan mereka, bahwa kamu akan melakukan yang terbaik untuk mendapatkan bantuan.
3. Bicarakan kepada pihak sekolah secara baik-baik
Tanyakan apakah sekolah anak dari Moms dan Dads memiliki kebijakan atau panduan mengenai perilaku bullying. Ini mungkin berlaku untuk bullying secara langsung dan online.
4. Jadilah sistem pendukung
Bagi anak, memiliki orang tua yang suportif sangat penting untuk menghadapi efek bullying. Pastikan mereka tahu bahwa ia dapat berbicara dengan Moms dan Dads kapan saja dan meyakinkannya bahwa semuanya akan menjadi lebih baik.
Jika anak mengalami traumatis atau merasa cemas, sebaiknya untuk berkonsultasi bersama psikolog anak. Tenaga profesional akan membantu anak untuk mundur dari rasa cemas tersebut.(H4)