“Mereka pada akhirnya harus menyadari bahwa kita juga memiliki senjata yang dapat mengenai sasaran di wilayah mereka. Segala sesuatu yang dilakukan Barat menciptakan ancaman nyata berupa konflik penggunaan senjata nuklir, dan dengan demikian menghancurkan peradaban,” ujar Putin.
Komentar Putin ini tampaknya merupakan respons terhadap penolakan Presiden Prancis Emmanuel Macron awal pekan ini untuk mengesampingkan pengiriman pasukan ke Ukraina. Pernyataan Macron ini menuai penolakan dari para pemimpin di Eropa.
Putin Terbangkan Pesawat Pengebom Nuklir
Sebelumnya lagi, Putin tampil menerbangkan sebuah pesawat pengebom strategis berkemampuan nuklir Tu-160M yang telah dimodernisasi pada Kamis (22/2) waktu setempat. Hal ini kemungkinan akan dipandang oleh negara-negara Barat sebagai pengingat akan kemampuan nuklir Moskow.
Seperti dilansir Reuters, Jumat (23/2), pesawat pengebom berukuran besar, yang diberi nama sandi “Blackjacks” oleh aliansi militer NATO, merupakan versi modern dari pesawat pengebom era Perang Dingin yang digunakan oleh bekas Uni Soviet jika terjadi perang nuklir untuk mengirimkan senjata dalam jarak jauh.
Tayangan televisi pemerintah Rusia menunjukkan Putin menuruni tangga dari pesawat pengebom Rusia itu setelah penerbangan, dan mengatakan kepada wartawan bahwa pesawat itu merupakan pesawat yang bisa diandalkan dan modern yang bisa diterima oleh Angkatan Udara Rusia.
“Ini adalah mesin baru, banyak hal baru. Lebih mudah untuk dikendalikan. Dapat diandalkan,” sebut Putin.
Momen Putin menerbangkan pesawat pengebom itu terjadi saat Rusia dan negara-negara Barat sedang berselisih soal perang di Ukraina dan kematian tokoh oposisi Alexei Navalny di penjara.
Televisi pemerintah Rusia dalam tayangannya menampilkan sebuah pesawat raksasa, yang disebut oleh Moskow sebagai “Angsa Putih”, lepas landas dan mendarat di landasan pacu milik sebuah pabrik pembuat pesawat supersonik modern itu di Kazan. (DC)