Ini karena segala amal ibadah termasuk sedekah harus dikerjakan dengan ikhlas demi mencari keridhoan Allah SWT semata. Maka jika sedekah dilakukan terpaksa, itu adalah percuma.
Allah SWT berfirman dalam Surat At-Taubah ayat 54:
وَمَا مَنَعَهُمْ اَنْ تُقْبَلَ مِنْهُمْ نَفَقٰتُهُمْ اِلَّآ اَنَّهُمْ كَفَرُوْا بِاللّٰهِ وَبِرَسُوْلِهٖ وَلَا يَأْتُوْنَ الصَّلٰوةَ اِلَّا وَهُمْ كُسَالٰى وَلَا يُنْفِقُوْنَ اِلَّا وَهُمْ كٰرِهُوْنَ – 54
Artinya: “Tidak ada yang menghalangi infak mereka untuk diterima kecuali karena sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang kufur kepada Allah dan Rasul-Nya dan mereka tidak melaksanakan sholat, melainkan dengan malas dan tidak (pula) menginfakkan (harta) mereka, melainkan dengan rasa enggan (terpaksa).”
2. Sedekah dengan Harta yang Haram
Muslim yang bersedekah dengan harta haram maka ia termasuk orang merugi. Karena, harta yang halal dan baik adalah sebab diterimanya sedekah. Dan Allah SWT hanya menerima dari yang baik-baik.
Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda, “Tidaklah seseorang bersedekah dengan harta yang baik, dan Allah tidak akan menerima kecuali yang baik-baik, melainkan Allah akan mengambil dengan tangan kanan-Nya. Jika itu berupa sebutir kurma, niscaya ia akan tumbuh di telapak tangan Allah hingga menjadi lebih besar daripada gunung. Sebagaimana seseorang di antara kamu menyemai benihnya atau memelihara anak unta.” (HR Ahmad [II/538], Nasa’i [V/5], Tirmidzi [661], dan Ibnu Majah [1842])
Ini termasuk bersedekah dengan barang yang haram secara zat, seperti daging babi. Mengutip buku Fiqh Muamalat karya Abd. Rahman Ghazaly, bersedekah dengan barang tersebut tidak diterima Allah SWT karena amal sedekahnya menjadi haram.
3. Sedekah karena Riya atau Pamer
Sedekah dengan tujuan pamer, ingin dipuji, ingin dilihat orang lain (riya), maupun ingin didengar orang (sum’ah) juga tidak akan diterima dan mampu menggugurkan pahalanya.
Di sisi lain, riya termasuk syirik kecil dan ini adalah hal yang harus muslim hindari. Diriwayatkan dari Mahmud bin Lubaid, Rasul SAW bersabda:
“Jauhilah syirik kecil!” Mereka bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah syirik kecil itu?” Beliau menjawab, “Yaitu riya”. Pada hari pembalasan untuk segala yang dikerjakan oleh manusia Allah berkata, “Pergilah kepada orang-orang yang kalian ingin mereka melihat amal-amal kalian. Lalu lihatlah! Adakah pahala yang disediakannya?” (HR Ahmad [5/428, 429] dan Al-Baghawi [4135])