Selain itu, tujuan lain dari tradisi ini adalah untuk membersihkan diri dari segala dosa yang pernah dilakukan, serta sebagai wadah untuk memupuk toleransi, saling menghormati, dan menjaga keharmonisan dalam hubungan antar sesama.
Dengan demikian, ketika memasuki bulan puasa, baik secara fisik maupun spiritual, seseorang dapat kembali suci.
Bagi masyarakat Sunda, tradisi Munggahan memiliki makna khusus sebagai sarana penyucian diri. Meskipun tradisi ini bukan bagian dari ajaran agama secara langsung, namun memiliki nilai-nilai positif untuk mempererat silaturahmi, meningkatkan interaksi sosial, dan membuka pintu maaf antar sesama.
Hal ini sesuai dengan ajaran dalam Al-Qur’an, seperti yang disebutkan dalam QS. Al-Baqarah ayat 222 tentang taubat dan membersihkan diri. (H4)