Pesantren & Gerakan Menanam

oleh
oleh

“Pesantren Asuh” Untuk Ekonomi Mandiri
SAAT ini, patut kita syukuri, Pondok Pesantren di Bangka Belitung banyak berdiri. Seiring menjamurnya majelis-majelis ta’lim, alumnus pesantren dari Pulau Jawa, Kalimantan hingga Timur Tengah. Kemandirian Pesantren kembali dituntut untuk menjadi contoh bagi masyarakat. Proposal ini itu, meminta sumbangan kesana kemari bukanlah pendidikan yang baik bagi generasi Islam. Islam adalah agama yang sangat mendidik kemandirian umatnya. Terlebih Pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam terpercaya dan benteng kokoh bagi umat.

Hari ini, saya membaca berita di harian Bangka Pos, Pondok Pesantren At-Thoyyibah Desa Balunijuk bekerjasama dengan Bank Indonesia (BI) telah memberikan contoh menamam cabe. Hari ini bersama-sama, mereka memanen apa yang sudah mereka tanam. Pondok Pesantren At-Thoyyibah menerima bantuan sosial Bank Indonesia tahun 2023 dalam mendukung program Kemandirian Ekonomi Pesantren. 8.000 panen batang cabe menjadi contoh sesungguhnya Pesantren mampu melakukan giat menanam untuk ketahanan pangan & kemandirian ekonomi. Tentunya hal seperti ini terus istiqomah dengan inovasi-inovasi baru dalam pertanian, perkebunan, peternakan dan budidaya. Kerjasama atau kolaborasi berbagai pihak, pastinya akan menumbuhkan kesadaran kita akan kemandirian pangan.

Berdirinya pesantren-pesantaren tersebut hendaknya dapat dimaksimalkan dengan membentuk lembaga yang bertujuan memandirikan kehidupan ekonomi Pesantren. Ia bisa diisi tidak hanya oleh kalangan Pesantren, tapi bisa melibatkan pengusaha muda, senior, maupun instansi seperti BUMN, BUMD dan lembaga-lembaga lainnya. Saya kira tidak menutup kemungkinan lembaga atau instansi wajib memiliki “Pesantren Asuh” yang bergerak dibidang ekonomi mandiri.

Kadangkala saya berpikir & terbersit harapan Kanwil Departemen Agama RI Wilayah Bangka Belitung tidak hanya mendata berapa, dimana siapa dan apa Pesantren di Babel ini, tapi data-data itu dapat digunakan untuk dijadikan market penting bersama instansi dan lembaga-lembaga, terutama perusahaan BUMN & swasta agar memiliki “Pesantren Asuh” yang fokus dalam bidang kemandirian ekonomi pesantren. Buat apa data-data itu kalau hanya sekedar untuk tahu, tanpa ada keberpihakan dalam memajukan ekonomi mandiri Pesantren. Terlebih program SEMARAK (Semangat Menanam Rakyat) Bangka Belitung yang dicetuskan oleh Dr. Safrizal, ZA, selaku Pj. Gubernur Kep. Bangka Belitung ini harusnya ditangkap dan didekap erat oleh kalangan Pesantren, lembaga dan instansi, TNI POLRI, BUMN & Perusahaan Swasta, yang memiliki kepedulian terhadap ketahanan pangan kita bersama. Langkah-langkah agar program ini berkelanjutan, perlu duduk bersama. Inilah salah satu strategi mengalihkan pertambangan ke penanaman (agrowisata).

No More Posts Available.

No more pages to load.