Dikatakannya, peringatan Maulid Nabi dicirikan dengan Nganggung; membawa dulang berisikan makanan olahan ketan dan nasi (beras cerak) ke masjid, balai dan tempat tertentu yg disepakati. Kemudian bertahlil dan membaca do’a berharap keberkahan dan kemurahan rezeki.
“Nganggung adalah tradisi sebagai bentuk nilai kearifan lokal Bangka warisan para pendahulu,” tukasnya.
Sumarno (Air Mesuk), Encing Wandi Putra dan Ongki (KaCe) ikut mendampingi penceramah ke tempat kegiatan.
Turut hadir Sekdes Pangkal Beras, Guru Eli (penghulu kampung), tokoh masyarakat, beberapa alumni dan mahasiswa IAIN SAS Bangka Belitung asal desa setempat.(49N)