Dirinya juga mengingatkan kepada berbagai pihak yang terlibat dalam mendidik anak seperti pemerintah, guru, dan orangtua, untuk menganggap seluruh anak di Babel sebagai anaknya sendiri. Ketika seorang anak mendapatkan kesulitan, dan kendala, maka menjadi tanggung jawab bersama untuk membantu anak-anak tersebut, khususnya pihak yang saat itu paling dekat dengan anak tersebut.
“Jangan lupa, hidup kita nanti tergantung mereka (anak-anak) ini, saat kita tidak mampu mengurus diri bahkan tidak mampu berjalan di kaki sendiri. Kita jadikan mereka ini generasi penerus bangsa yang cerdas, dan memiliki akhlak mulia. Karena di kemudian hari, kita lah yang akan merasakan sendiri bagaimana perlakuan mereka, cara mereka merawat kita yang telah tua,” katanya.
Kemudian pesannya kepada anak-anak yang hadir, untuk selalu bersyukur. Sebab, di Babel sendiri anak-anak mendapatkan kehidupan yang lebih baik dari pada anak-anak di belahan dunia yang kesulitan mendapatkan pendidikan, bahkan kesulitan mendapatkan makanan, dan air.
“Bagi anak-anak sekalian, anak-anak di Babel adalah anak-anak hebat. Persiapkan diri kalian untuk kehidupan yang sebenarnya maksimalkan kemampuan kalian, baik dalam akademik maupun non akademi. Kami sangat serius membantu agar anak mendapat kesempatan belajar seluas-luasnya,” katanya.