Oleh : BELLA SACSKYA
Mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Bangka Belitung
CDN.id, BABEL- Dalam proses perceraian, seringkali fokus kita tertuju pada pasangan yang berpisah dan proses hukum yang terlibat. Namun, seringkali kita lupa bahwa anak-anak adalah pihak yang terdampak paling besar dalam situasi ini. Memahami dampak emosional yang dialami anak-anak pasca-perceraian adalah penting, terutama dalam konteks hak asuh. Anak merupakan anugerah tuhan yang harus dijaga dan dirawat dengan baik begitupun juga hak anak pasca perceraian kedua orang tuanya yang harus dipenuhi sebagaimana diatur dalam UU No. 35 Tahun 2014 pada pasal 9 ayat (1) tentang perlindungan anak;Dalam hal orang tua berpisah karena perceraian, dan pengadilan memutuskan anak diasuh oleh salah satu pihak, ayah atau ibu, kewajiban dan tanggung jawab orang tua tetap mengikat sampai anak mencapai usia dewasa.
Pertama-tama, penting untuk diingat bahwa anak-anak cenderung mengalami beragam emosi yang kompleks selama dan setelah proses perceraian orang tua mereka. Mereka mungkin merasa bingung, kesepian, marah, sedih, atau bersalah. Perasaan-perasaan ini dapat bervariasi tergantung pada usia anak, kedewasaan emosional mereka, dan bagaimana mereka memproses perubahan dalam kehidupan keluarga mereka.