Berikut Serangkaian Upaya Pembungkaman Kritik Al Jazeera oleh Israel

oleh

CDN.id, JAKARTA – Kabinet Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menutup jaringan tersebut selama perang Gaza berlanjut, dengan alasan bahwa jaringan tersebut mengancam keamanan nasional.

“Saluran hasutan Al Jazeera akan ditutup di Israel,” Netanyahu memposting di media sosial setelah memilih suara kabinet dengan suara bulat.

Jaringan tersebut mengkritik operasi militer Israel di Gaza, yang menjadi sumber pemberitaan mereka sepanjang perang.

Parlemen Israel, 1 April 2024, mengesahkan undang-undang yang mengizinkan penutupan sementara media asing di Israel, termasuk, dan terutama, Al Jazeera .

“Al Jazeera merugikan keamanan Israel, secara aktif berpartisipasi dalam kematian 7 Oktober, dan menghasut tentara Israel,” kata Netanyahu dalam sebuah postingan di X.

“Saya bermaksud untuk segera bertindak sesuai dengan undang-undang baru untuk menghentikan aktivitas saluran tersebut.”

Undang-undang tersebut mengizinkan penutupan biro media asing hingga 45 hari, periode yang dapat diperbarui, dan akan tetap berlaku hingga akhir Juli atau hingga operasi militer besar di Gaza selesai. Undang-undang ini juga memperbolehkan penyertaan peralatan mereka jika diyakini menimbulkan “bahaya bagi keamanan negara”.

Berikut serangkaian upaya pembungkaman kritik Al Jazeera oleh Israel:

Apakah Israel pernah mengancam akan menutup Al Jazeera sebelumnya?

Pada 26 Juli 2017, Netanyahu mengancam akan menutup kantor Al Jazeera di Yerusalem, menyampaikan liputan media tersebut dalam sebuah postingan Facebook, dengan mengatakan bahwa jurnalis Al Jazeera “menghasut kekerasan”.

Postingan Netanyahu muncul ketika terjadi guncangan besar mengenai Masjid Al Aqsa antara pemerintah Israel dan Palestina .

No More Posts Available.

No more pages to load.