Bang Jamal, Raje Taipau….

oleh

 

Pengakuan “Raje Taipau” ini bukanlah dari orang lain, tapi beliau sendiri yang menyebutkan dirinya “Raje Taipau”. Kalimat itu seringkali beliau ucapkan langsung maupun via WA. “Jok, ka jen ngambik gelar ko sebagai Raje Taipau. Ko ne lebih taipau dari ka”. Suatu hari via telpon beliau mengatakan itu sambil mengurai tawa ngakak. “Hallooo Tauke” ucap beliau menyapa saya yang sedang duduk santai di teras resto yang saya miliki. Kalimat “tauke” yang bermakna juragan ini memang sudah lama tak saya dengar, mampu membuat saya tertawa ngakak. “Ko dak jangka kek ka ne, Jok, pacak jadi Tauke” tambah putra desa Mendo Kecamatan Mendobarat ini renyah.

 

Setiap bersua dengan sosok tinggi dan berbadan tegap ini, selalu saja ada bahan canda. Rasanya saya belum pernah melihat beliau murung atau sedang memikirkan hal berat. Semua orang di sekitar beliau selalu merasa riang oleh canda-canda yang dilontarkan. Ada satu materi tentang kepemimpinan yang sering saya kutip dari beliau saat mengisi acara, yakni cerita tentang kepemimpinan telmi (telat mikir), cerita dongeng tentang Dinosaurus & Babi di Kapal yang mengarungi lautan. Point cerita ini sangat mengena & mengundang tawa ngakak tentang tipikal seorang pemimpin.

 

Kalimat “taipau” bagi banyak orang Bangka konotasi negatif. Sebab “taipau” dimaknai dengan sombong, angkuh, riya”, arogan dan lain sebagainya. Tapi kalimat “taipau” oleh Jamaludin Ancok justru menjadi bahan candaan bahkan beliau jadikan trade mark dirinya saat bersama-sama orang Bangka. Bahkan kalimat kesohor yang berbunyi “sehari dak taipau ase gelugud badan” (sehari tidak sombong, badan terasa demam) murni ucapan dari Jamaladdin Ancok kala beliau mengambil titel Doktor di Jogjakarta.

 

Cerita ini saya dapatkan dari sahabat karib beliau, Zulkarnain Karim (Mantan Walikota Pangkalpinang). Suatu hari kawan-kawan mahasiswa di Asrama ISBA (Ikatan Mahasiswa Bangka) berkumpul dan isi pembicaraan kala itu adalah mengenai sosok Bang Jamal dianggap taipau dimata teman-teman yang lain. Apalagi beliau saat itu sedang mengambil gelar Doktor. Perilaku “taipau” Bang Jamal dianggap sudah ngeselin pergaulan kawan-kawan di asrama. Akhirnya, kesepakatan bersama Bang Jamal dipanggil untuk “disidang”. Mengawali “sidang” itu, seorang kawan memulai pembicaraan: “Jadi begini Bang Jamal, kami ne terus terang kesel dengan gaya Bang Jamal yang kami anggap taipau”. Ternyata, mendengar itu, Jamaluddin Ancok menanggapi dengan santai. Beliau tidak membantah tudingan kawan-kawan, justru sebaliknya dengan berkata: “Aok imang, Jok. Ko ne sehari dak taipau, ase gelugud badan”. Mendengar jawaban ini, suasana “penyidangan” itu riuh dengan tawa bergemuruh. Akhirnya “sidang” ditutup sebab tudingan “taipau” justru diperkuat oleh Bang Jamal sendiri.

 

No More Posts Available.

No more pages to load.