Ramadhan 1445 H adalah moment bersejarah bagi kehidupan Adhitya kecil. Pastinya moment ini tak mungkin terlupakan. Keluguan namun ketegasannya dalam mengokohkan prinsip hidup ternyata melewati usianya. Kadangkala kita yang berusia dewasa kerapkali kalah dalam hal ini dari anak-anak usia belia.
Bimbingan Ibu Sumaryani & Baznas Belitung
SELAIN Herti Sirait sebagai ibu kandung yang tangguh serta penuh cinta dan kasih sayang, Ibu Sumaryani bagi Adhitya bukan saja sebagai Guru dan Wali Kelas, tapi juga ibu pembimbing yang sangat menyayangi dirinya. Ibu Sumaryani yang sejak 22 Maret 2006 mengajar di SDN 33 Tanjung Pandan Belitung ini, paham betul tentang psikologi anak-anak sehingga dirinya tak hanya mengajar, namun juga mendidik dengan cinta dan kasih sayang.
“Ihsan (Adhitya) itu kalau pelajaran agama Islam, nggak mau keluar kelas. Kita persilahkan dia keluar kelas saat pelajaran agama Islam. Tapi dia ngotot ingin ikut. Kita juga telpon orangtuanya, dan orangtuanya mempersilahkan kalau memang itu keinginan sang anak” cerita Ibu Sumaryani yang memanggil Adhitya dengan nama Ihsan.
“Kalau pas waktu Zuhur, dia ke musholla untuk melaksanakan sholat. Begitu juga Ketika masuk waktu Asar, dia masih di sekolah, dia melaksanakan sholat Asar” tambah Ibu Sumarni. “Awalnya saya heran, kenapa anak ini yang notabene non muslim, tapi selalu ikut sholat. Saya nggak melarang karena memang ibunya sudah memberikan kebebasan kepada anaknya” cerita Ibu Sumaryani lagi.
Selain sosok Ibu Sumaryani diamanahkan untuk membimbing Adhitya, pihak Baznas Belitung pun turun tangan. Kepada Penulis, Ibu Sumaryani menyampaikan bahwa Baznas Belitung sudah menjamin memberikan beasiswa pendidikan kepada Adhitya. “Peran Baznas Belitung sangat luar biasa. Pakaian, sepatu, peralatan sekolah dan lain sebagainya disiapkan oleh Baznas Belitung” ungkap Ibu Sumarni. Selain itu, Nampak Pj. Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Safrizal, ZA juga memberikan santunan untuk kebutuhan sekolah Adhitya.
Harapan Ibu Sumaryani, anak didiknya ini dapat istiqomah dalam menjalani kehidupan barunya. Dia bisa menerapkan dan menjalankan ajaran agama Islam. “Kami mengajarkan bacaan sholat, baca Al-Qur’an, sholawat dan alhamdulillah cepat nangkapnya” jelas Ibu Sumaryani. Hal ini karena memang Adhitya memiliki kesadaran dan keinginan sendiri untuk memeluk Islam walau usia masih sangat belia.
Semoga istiqomah Adhitya dan insya Allah cita-cita menjadi Polisi bahkan menjadi Jenderal Polisi dapat tercapai. Aamiin ya robbal alamiin………
Salam Cinta & Cita-Cita!(*)
(Belitung, 29/03/2024)
========
AHMADI SOFYAN, populer namanya Atok Kulop. Alumni STIBA dan IKIP Budi Utomo Malang Jawa Timur ini banyak menulis opini dan buku. 1.000-an opininya sudah dimuat diberbagai media cetak dan online serta 80-an buku dan novel diterbitkan. Semasa sekolah & kuliah aktif dalam berbagai organisasi, namun saat ini lebih banyak menghabiskan waktunya di kebun tepi sungai di tanah kelahirannya, Desa Kemuja Kecamatan Mendobarat, Bangka.