Menurut pria yang biasa mangkal di depan Kelenteng Kung Fuk Miau Mentok ini, beras yang ia gunakan untuk bahan kuenya yaitu beras Fortune yang kualitasnya baik. Beras ini harganya sudah mencapai Rp87.000 per 5 kg.
“Nggak enak kalau pakai beras lain. Pakai beras ini kuenya dapatnya banyak. Kalau beras murah dapatnya dikit rasanya nggak enak,” kata dia.
Dia berharap harga beras kembali turun agar para pelaku UMKM sepertinya dirinya tidak merasa berat, terutama pedagang makanan berbahan dasar beras.
Irma, ibu rumah tangga usia 40-an, warga Kampung Sawah, Kelurahan Tanjung sangat merasakan beratnya harga beras yang melambung. Apalagi dia single parent dengan tiga anak.
“Tapi mau bagaimana lagi, terpaksa dibeli karena kebutuhan primer. Kalau nggak beli anak – anak nggak makan,” cetusnya.
Wanita yang membuka usaha laundry kecil – kecilan untuk mencari nafkah sehari – hari ini merasa berat, karena dengan naiknya harga beberapa bahan pokok, uang belanja pasti membengkak. Sedangkan penghasilan tidak bertambah.
“Biaya nambah, sedangkan penghasilan saya nyari sendiri karena nggak punya suami. Kalau biasanya belanja 100, sekarang lebih bisa sampai 150 ribu. Sampai detik ini tidak pernah merasakan dapat bantuan dari pemerintah. Bukan cuma beras yang naik, semua naik. Pusing kepala ngatur belanja,” tukas Irma.(red)