“Alhamdulillah kita bersyukur bahwa sekarang listrik di Pulau Nangka sudah 24 jam dan saya melihat serta menyaksikan sendiri, bahwa tahun-tahun sebelumnya, listrik di sini sudah mati sejak jam 6 pagi dan anak-anak pakai senter untuk berangkat sekolah,” tuturnya.
“Melihat kenyataan itu, kita ikut bersedih, sehingga kita minta dan perjuangkan ke pihak terkait dan alhamdulillah pada tahun 2023 listrik di Pulau Nangka sudah 24 jam,” sambungnya.
Melalui program listrik 24 jam, Algafry berharap Pulau Nangka dapat menjaga stabilitas pasokan listrik dan mengurangi ketergantungan pada genset dan bahan bakar fosil.
“Tentu kita sangat senang melihat kebahagiaan masyarakat, apalagi Pulau Nangka memiliki beragam potensi untuk dikembangkan,” tuturnya.(49N)