,

Spirit Belitung is back Dalam Momentum G20

oleh

G20 yang digelar di Belitung tanggal 7-9 September 2022, harus diakui menjadi moment penting bangkitnya pariwisata Belitung dipaksa terpuruk selama 2 tahun akibat terpaan covid 19. Spirit masyarakat Belitung yang yang berkolaborasi dengan momentum G20 Development Working Group 2022 benar-benar menjadi sebuah energi fusi yang luar biasa sebagai pendorong kembali bangkitnya para Laskar Pariwisata di negeri Laskar Pelangi. Saya akhirnya memutuskan untuk menulis ini sebagai sebuah catatan penting usai event G20. Dari beberapa reportase yang saya lakukan, akhirnya saya merasa ini sebuah jurnal penting tentang sebuah makna “bangkit” yang saya bahasakan dengan “Belitung is back”.

Rabu tanggal 7 September hujan lumayan deras menyambut landing saya di bandara H.A.S Hanandjoeddin Tanjung Pandan Belitung. Take off dari Bandara Depati Amir Pangkalpinang hanya butuh sekitar 35 menit, untuk touchdown di Tanjung Pandan ini. Saya sendiri ke Belitung dalam status penugasan untuk reportase event internasional G20. Bandara H.A.S Hanandjoeddin siang itu terlihat ramai menyambut kedatangan para delegasi 45 negara yang menghadiri G20. Para penumpang pesawat pun banyak warga asing selain tamu domestik. Branding mulai dari baliho, leaftlet, atribut hingga pernak-pernik bertuliskan G20 terlihat di sekitar bandara. Begitu pun yang saya temui sepanjang jalan menuju hotel di kawasan Tanjung Pendam. Sekilas saya menangkap aktivitas masyarakat sudah kembali normal, rumah-rumah makan, warung kuliner serta kafe-kafe nampak sudah menunjukkan aktivitas perekonomiannya. Usai check in di Golden Tulip Hotel, saya dan beberapa rekan wartawan lain pun kemudian langsung action menuju lokasi event G20 di BW Suites Tanjung Pendam, yang berjarak sekitar 1 Km dari tempat saya menginap.

Rabu malam, usai meliput acara harinya saya melakukan liputan di acara Networking Dinner G20 di hotel Sheratton Desa Keciput Kecamatan Sijuk Kabupaten Belitung, saya baru berkesempatan sedikit santai melepas lelah. Sekitar pukul 21.00 WIB saya meninggalkan arena Gala dinner dan kembali ke Tanjung Pendam menikmati perjalanan pulang sembari melihat pemandangan kabupaten Belitung malam hari.

Memasuki kelurahan Tanjung Pendam, suasana keramaian begitu terasa. Warung kuliner, kedai kopi, kafe-kafe dengan alunan live music terlihat sepanjang perjalananan menuju Titik Nol Kilometer.

Pesan Whatsapps di grup para wartawan menyebutkan bahwa rekan-rekan yang lain sedang ngopi di Kafe Senang, yang berada di “Bundaran HI” nya Belitung. Saya meminta sopir mobil menuju ke sana. Sepertinya pilihan lokasi yang tepat di saat tubuh saya butuh kopi hangat.

Sekitar pukul 21.40 WIB saya tiba di kafe Senang, terletak di sebuah salah satu kawasan ikonik Kota Tanjung Pandan. Tempat di mana sepanjang tempat itu adalah kedai-kedai kopi yang berukuran sekitar 6×4 meter setiap tempat kedai kopi. Kurang lebih ada puluhan kedai kopi, yang dipenuhi pengunjung dari berbagai kalangan usia muda sampai tua. Secangkir kopi Belitung tanpa gula saya pesan, sambil menyeruput kopi dan menikmati pemandangan titik nol kilometer Belitung. Usai bercengkrama dengan rekan-rekan se-profesi sekitar pukul 23.00 WIB, saya pun pulang ke hotel. Tapi saya merasa keramaian di lingkar Tugu Satam Belitung tersebut belum menyusut, jejeran kedai kedai kopi dan kafe masih terlihat ramai ditongkrongi. Usai berpose di depan Tugu Satam, saya pun pulang ke Golden Tulip yang tak begitu jauh dari Titik Nol.

Hari kedua, tanggal 8 September 2022, rangkaian acara lumayan padat, namun syukurnya agenda-agenda penting terpusat di Hotel BW Suite, sehingga saya tidak dipaksa hilir mudik. Sebenarnya sudah diinformasikan bahwa pertemuan di BW Suite adalah meeting tertutup dan membahas isu tentang industri dirgantara serta blue economic sustainable. Namun tertutup bukan alasan mundur bagi wartawan. Minimal bisa wait and see kalau-kalau ada narsum yang terperangkap.

Hanya sekitar 5 menit waktu tempuh antara hotel saya dan BW Suite. Cuaca pagi ini hujan lumayan bikin malas. Namun pilihan terbaik bagi saya adalah keluar dan cari bahan tulisan buat berita. Sesuai info, pertemuan para delegasi negara anggota G20 is closed meeting, dan memaksa kita harus cari bahan lain. Mata saya kemudian tertuju pada barisan stand UMKM yang terdapat di beberapa titik seputaran hotel.

Saya pun keliling, melihat-lihat sembari membincangi ibu-ibu menunggu stand. Mengejutkan, pengakuan para pelaku UMKM di Belitung memberikan gambaran begitu tingginya optimisme bahwa Belitung sudah kembali, Belitung sudah pulih, sebagai mana jargon 17 an kemarin, “Bangkit lebih Cepat dan Kuat” mereka begitu meyakini semua peluang yang ada adalah momentum, termasuk G20. Di mana mereka mulai merasa dampaknya terhadap pertumbuhan bisnis UMKM di Belitung.

Riza, Sekretaris Dinas Koperasi dan UMKM Belitung yang saya sempat bincangi pun mengungkapkan bahwa antusias dari masyarakat akan adanya G20, dan pelaku UMKM sudah mulai tinggi, sehingga ini merupakan kabar baik untuk perekonomian yang sudah mulai pulih sejak 2 tahun terhalang covid. Riza mengaku animo dari pelaku UMKM untuk menyemarakkan G20 ini sungguh luar biasa.

“Mereka benar-benar terpicu untuk mengoptimalkan segala momentum, termasuk G20 ini, untuk membuktikan bahwa Belitung sudah normal. Pariwisata harus menggeliat lagi, agar orang-orang kembali ramai mengunjungi Belitung. Saya melihat mereka begitu memiliki kesadaran bahwa Pariwisata dan UMKM merupakan senyawa yang saling menopang satu sama lain. Dan G20 adalah momen yang tepat untuk itu,” terang Riza dengan antusias.

Usai melihat-lihat stand UMKM, saya ke Sunset Corner yang merupakan kafe di pojok BW Suite. Dari posisi ini saya bisa memandang pantai sambil melihat aktivitas nelayan yang mencari ikan. Saya pun tak sendiri, belasan tamu delegasi pun terlihat bersantai di bangunan yang didesain berbentuk bulat tersebut.

Sambil menyeruput secangkir kecil kopi espresso saya berfikir bahwa Negeri Laskar Pelangi ini bisa untuk seperti Pulau Dewata, bisa semakin terkenal di Mancanegara. Saya merasakan betapa spirit masyarakat dalam moment G20 ini seolah bergelora. Mereka benar-benar memiliki kesadaran bahwa maju mundurnya, bangkit atau tenggelamnya pariwisata Belitung tergantung dengan mereka sendiri. Dan upaya-upaya pemerintah menciptakan momentum seolah benar-benar sebuah akselerasi yang membuat geliat pariwisata Belitung menggeliat cepat.

Jumat 9 September 2022 saya kembali melakukan peliputan ke pantai Tanjung Kelayan Desa Keciput Kecamatan Sijuk Kabupaten Belitung, ini adalah hari terakhir peliputan saya di negeri Laskar Pelangi, saya berbincang-bincang kepada bang Fajar seorang supir rental yang menjadi supir kami selama kami di Belitung.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.