Sebetulnya, lanjut dia, sidang Isbat diselenggarakan untuk menjaga keharmonisan masyarakat. Terutama pada saat Ramadhan dan Idul Fitri.
“Setahu saya, bahkan dulu yang mengusulkan sidang Isbat itu dari Muhammadiyah,” ucapnya.
Yahya juga menegaskan, Nahdlatul Ulama tetap berpandangan bahwa awal Ramadhan dan Idul Fitri ditentukan dari hasil rukyatul hilal. Tapi karena ada aturan pemerintah soal sidang Isbat, kata dia, maka NU menyandarkan diri pada hasil sidang tersebut.
“Para kiai NU bahkan menyatakan tidak boleh mengumumkan pandangan yang berbeda dari pemerintah, kalau sudah ada penetapan Isbat dari pemerintah,” tutupnya. (H4/ TC)