Hal tersebut dibuktikan dengan masuknya beberapa kesultanan, seperti Kesultanan Johor, Kesultanan Pagaruyung Padang, kesultanan Banten Islam, dan Kesultanan Palembang Darussalam, yang belakangan utusannya masuk ke pulau Bangka. Sejak itu terjadilah proses islamisasi dan intensifikasi Islam.
Hal tersebut diperkuat oleh ulama-ulama pendatang, termasuk ulama Banjar dari Kalimantan. Dan terjadilah persentuhan antara agama dan budaya yang kemudian muncul budaya-budaya baru yang identik dengan nilai-nilai kearifan lokal. Misalnya dalam dinamika pendidikan atau sering disebut dengan tradisi naon di Mekkah.
“Tradisi inilah yang kemudian menginspirasi berdirinya sentra-sentra pendidikan di Pulau Bangka,” ujarnya.
Setelah tradisi naon, muncul sentra-sentra belajar tertentu, misalnya metode pembelajaran ngaji dudok (duduk), sekolah haji atau sekolah arab, Madrasah Diniyah Al-Khairiyah yang menginspirasi pendidikan-pendidikan lainnya di Pulau Bangka.