Rumpun Bakau Perepat Mati yang kini Benar-benar Mati (Bagian :1)

oleh
Foto : Penampakan pantai Perepat Mati Dusun Tanjung Bunga. tempat ini dulunya adalah salah satu surga bagi pencari Kepiting Bakau dan ikan. Namun kini hanya menyisakan sedimenlumpur sisa penambangan. Tak tersisa satu pohon pun di areal ini.(foto-dok)

Oleh : Rosy Maharani (Reporter channel8news.id)

Salah satu potensi yang dimiliki oleh Bangka Belitung adalah kawasan hutan Mangrove. Kawasan yang ternyata begitu vital keberadaannya di tengah isu pemanasan global dan perubahan iklim. Kepulauan Bangka-Belitung tercatat memiliki 273.692,81 hektar. Jumlah ini ini tersebar di Kabupaten Bangka dengan luas 38.957,14 ha, Bangka Barat 48.529,43 ha, Bangka Selatan 58.165,04 ha.Kemudian seluas 19.150,86 ha di Bangka Tengah kemudian 65.658,06 ha di Belitung dan Belitung Timur seluas 43.232,28 ha.

Bicara soal mangrove, Kamis tanggal 14 Juli 2022, saya berkesempatan bersama rombongan pengurus PWI Bangka Belitung melakukan peninjauan lokasi penanaman mangrove di daerah Perepat Mati dusun Tanjung Bunga. Jujur sedih bercampur kesal menjadi satu, melihat pantai yang dulunya indah oleh rimbunnya Mangrove jenis Perepat, hari ini menyisakan hamparan bersedimentasi lumpur yang merupakan residu penambangan timah. Hewan-hewan yang merupakan habitat hutan bakau sepertinya sudah bermigrasi atau mungkin punah seiring berubahnya kondisi kawasan ini. Mereka seharusnya ada di area Mangrove yang berlimpah pangan dan oksigen ini. Namun berubah seakan sepi tak berpenghuni, kecuali ratusan ikan Glodok yang berjemur sembari bermain di antara lumpur coklat pekat.

Pengurus PWI Kepulauan Bangka Belitung meninjau pantai Perepat mati yang rencananya akan direhabilitasi sekaligus peringatan hari Mangrove se-dunia 22 Juli mendatang.(foto-dok)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.