Refleksi Pemikiran Mary Wollstonecraft dalam Memperjuangkan Kesetaraan Gender di Era Disrupsi Teknologi

oleh
oleh

OLEH : BERLIAN BIRLY AEYWALDY

Mahasiswa Sosiologi Universitas Bangka Belitung

CDN.id, BABEL- Meskipun lebih dari dua abad telah berlalu sejak Mary Wollstonecraft menerbitkan karya besarnya A Vindication of the Rights of Woman, asumsi yang diajukan adalah bahwa secara alamiah, perempuan tidak lebih rendah dibandingkan laki-laki. Jika perempuan terlihat rendah, itu hanya karena mereka tidak memperoleh akses pendidikan yang memadai. Dalam bukunya, Wollstonecraft mengusulkan bahwa kita harus menilai laki-laki dan perempuan dengan pandangan yang setara, tanpa membedakan berdasarkan jenis kelamin (Illaa dalam Djati & Series, 2023). Ide-ide dan gagasan yang dia tawarkan masih sangat relevan di era modern, yang diwarnai oleh disrupsi teknologi.

Wollstonecraft adalah salah satu pelopor gerakan feminisme dan memperjuangkan hak setara antara laki-laki dan perempuan, terutama dalam hal kemandirian ekonomi dan akses ke pendidikan. Di tengah perkembangan teknologi yang cepat, kita menghadapi tantangan baru untuk mencapai kesetaraan gender yang sebenarnya.

Digitalisasi dan otomatisasi semakin populer di dunia kerja sebagai akibat dari revolusi industri 4.0 dan disrupsi teknologi. Disrupsi teknologi digital adalah era di mana banyak inovasi dan perubahan besar terjadi. Teknologi digital mengubah sistem secara global maupun yang ada di Indonesia (Hafidz, 2024). Dalam konteks ini, perempuan sering menghadapi kendala seperti keterampilan yang berkaitan dengan teknologi, akses ke pendidikan STEM (Sains, Teknologi, Rekayasa, dan Matematika) dan keterwakilan yang kurang dalam bidang teknologi.

No More Posts Available.

No more pages to load.