Laga final sepak bola putri ini digelar mulai pkl 15.00 WIB di Stadion Mini Pancing, Disporasu, Sumut.
Sabtu ini juga terjadi persaingan sengit di kolam renang, tenis meja perorangan, boling, dan beberapa cabor lainnya, termasuk cabor beladiri seperti tinju.
Persaingan di kolam renang diwarnai drama upaya ‘penculikan’ Joe Aditya Wijaya Kurniawan oleh kontingen lainnya. Bintang renang nasional asal Jakarta ini tiba-tiba saja diakui milik Sulteng. Joe Aditya punya ID Card ganda, Jakarta dan Sulteng. KONI Pusat yang akhirnya memutuskan jika Joe Aditya mewakili DKI Jakarta.
Beberapa cabor beladiri sudah memasuki babak akhir. Hengki Silatang, Ketua Pertina DKI Jakarta yang juga Wakil Komandan Kontingen, langsung merogoh koceknya untuk setiap petinjunya yang lolos ke semifinal.
“Lolos ke semifinal kita beri, ke final kasih lagi. Dapat medali emas sudah pasti banjir bonus,” kata Hengki Silatang.
Perjuangan Jakarta untuk melonjak ke urutan teratas termasuk luar biasa di tengah makin kerasnya ancaman dari Jabar dan Jatim. Para atlet Jakarta terus mengalirkan emas demi emas dari arena pertandingan di Sumut dan Aceh.
Di Sumut, Kontingen Jakarta meraih dua medali emas pada hari kedua pelaksanaan cabang olahraga atletik melalui Odekta Elvina Naibaho dari nomor 5 ribu meter putri dengan catatan waktu 16 menit 59,83 detik dan Rafael dari nomor lompat tinggi putra dengan catatan lompatan 2.16 meter sekaligus memecahkan rekor nasional atas nama Andre Dermawan dan Rizky Ghusyafa dengan tinggi lompatan 2.15 meter.
Kemudian pada cabang wushu Jakarta menambah dua emas, melalui Edgar Xavier Marvelo dari nomor daoshu dan gunshu putra serta Patricia Geraldine dari nomor jianshu dan qiangshu putri.
Pesilat DKI Jakarta Puspa Arum Sari mencatatkan hattrick medali emas di tiga penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) secara berturut, setelah pada PON XXI Aceh-Sumatera Utara mampu tampil memukau para juri dan mengunci gelar juara. Puspa yang turun di nomor seni tunggal putri PON XXI Aceh-Sumut, berhasil menyisihkan Risya Gunawa dari Jawa Barat, Indah Apriliyani dari Bangka Belitung, dan Deslya Anggraeni dari Sumatera Utara.