Perjalanan Wartawati “Miskin” di Negeri Beribu Senyuman

oleh

“Saya Rudi, sedang apa disini dek?,” ujarnya.

“Lagi nungguin orang bang,” jawabku.

“Siapa?,” tanyanya lagi.

“Teman saya, namanya si X, tadi dia ngajakin saya liputan dan ketemuan sama orang. Saya disuruh nunggu di sini. Tapi sudah berjam-jam saya tungguin, dia gak datang-datang juga,” jawabku lagi.

“Ya sudah, kamu bisa nulis berita nggak?,” tanyanya lagi.

“Bisa lah bang dikit-dikit,”  jawabku.

“Oke, mulai besok kamu ikut abang aja,” ujarnya.

“Siap bang, terimakasih,” jawabku.

Usai berbincang, aku dan Bang Rudi bertukar nomor HP. Usut punya usut, Bang Rudi ini ternyata seorang wartawan yang sudah cukup lama malang melintang di dunia jurnalistik. Setelah pertemuan itu, aku kembali melanjutkan perjalananku sebagai seorang wartawati dan tergabung dalam tim besutan Bang Rudi, yang bernama Tim 8.

Seiring berjalannya waktu dan selama bergabung dengan Tim 8, aku mendapatkan banyak pengalaman dan pelajaran. Mulai dari cara menulis berita yang enak dibaca dan mudah dipahami, bergabung dan duduk sebagai pengurus di organisasi Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan berbagai ilmu dunia jurnalistik penting lainnya.

Bisa dibilang, semenjak bergabung di Tim 8 dan diasuh oleh Bang Rudi ini, hidupku cukup banyak berubah. Banyak hal yang beliau ajarkan padaku. Bukan sekedar teori saja, tapi beliau juga tak sungkan mengajakku belajar langsung dengan turun langsung ke lapangan. Di lapangan, aku melihat beliau sebagai sosok yang tegas, berintelegensi tinggi dan apik dalam bernegosiasi.

Setelah sekian waktu mendapat berbagai pelajaran di Tim 8, aku diikutsertakan untuk mengikuti Uji Kompetensi Wartawan (UKW) di Batu Bedaun, Kabupaten Bangka. Namun karena mungkin masih minim pengalaman, aku harus gagal mengikuti UKW, karena tak lulus di Pra-UKWnya. Tapi aku tak patah semangat. 6 bulan kemudian, aku kembali mendaftar UKW yang diselenggarakan di Hotel Santika, mengikutinya dan akhirnya menyandang kompetensi wartawan muda, hingga hari ini.

Kelahiran Channel 8

Selama tergabung di Tim 8 dan turun ke lapangan, aku banyak difokuskan untuk menggarap berita dalam bentuk video. Timbul pemikiran dibenakku membuat sebuah wadah, untuk menuangkan video-video berita garapanku. Akhirnya setelah aku mencoba berkonsultasi dengan Bang Rudi, aku meminta bantuan temanku untuk membuatkan sebuah channel YouTube. Dari sana, lahirlah salah satu Channel YouTube bernama “Channel 8 Babel”.

No More Posts Available.

No more pages to load.