Pakar Ekonomi Universitas Paramadina itu mengklaim program itu layak jika income ratio mencapai 23 persen PDB yang mana tax ratio mencapai sekitar 20 persen PDB seperti tercantum dalam Visi-Misi Prabowo-Gibran. Menurut dia, kenyataan menunjukkan bahwa tax ratio terus menurun dari 10,4 persen pada 2022, menjadi 10,2 persen pada 2023.
“Tren penurunan berpotensi berlanjut di 2025 dan tahun-tahun mendatang akibat perlambatan ekonomi global, penurunan harga komoditas dunia, dan tax insentif yang berlebih, termasuk pada sektor nikel, mobil listrik, dll, yang menggerus penerimaan pajak di masa mendatang,” ucapnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menanggapi peringatan Bank Dunia soal program makan siang gratis. Bank Dunia menilai program andalan calon presiden Prabowo Subianto itu berpotensi membuat defisit anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).