Ia menekankan pemerintah perlu mengubah bentuk bantuan pangan atau bansos beras ini menjadi bantuan tunai. Bantuan itu, tuturnya, bisa langsung ditransfer ke rekening penerima agar tepat sasaran dan meminimalisir kecurangan.
Terlebih, menurut dia, bantuan berbentuk barang fisik memiliki potensi rasuah yang sangat besar. Bantuan pangan beras juga terbukti tak berhasil meredam kenaikan harga beras saat ini. Pasalnya, masalah harga beras disebabkan oleh biaya produksi yang naik di sisi petani.
Dengan demikian, program bansos atau bantuan berupa bahan pokok tidak tepat. “Sementara anggaran subsidi pupuk dan permasalahan pupuk juga belum diselesaikan. Jadi ini obat yang salah sasaran,” ucap dia.
Karena itu, ia menilai tujuan bantuan pangan saat ini bukan untuk meredam kenaikan harga beras, melainkan membeli suara orang-orang miskin dengan kedok pemberian bansos. Sebab, beras Bulog yang dibeli dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) telah diklaim sebagai belas kasih atau program dari salah satu Capres.