“Kita perlu sebanyak mungkin menyediakan kebutuhan-kebutuhan pokok dari dalam. Selama ini kita mendatangkannya dari luar, dan kedepan akan sebaliknya. Dengan demikian, inflasi dapat ditekan,” ungkapnya
Pihak Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kep. Babel dikatakan Pj. Gubernur, agar dapat mengaji jenis tanaman apa saja yang cocok dikembangkan di lahan eks tambang.
Sementara Kepala DPKP Kep. Babel, Edi Romdhoni kepada awak media mengakui, bahwa kebutuhan pokok masyarakat masih tergantung dari luar daerah sehingga harganya mahal.
Untuk itu, dirinya bersama pihak BPTP berusaha semaksimal mungkin pasca tambang pertanian di Kep. Babel menjadi idola bagi masyarakat.
“Saya ingin kedepan dunia pertanian menjadi pilihan utama, menjadi mata pencaharian masyarakat, supaya ketergantungan kita untuk pemenuhan kebutuhan pokok dari luar daerah dapat dikurangi, baik pangan nabati maupun pangan hewani,” jelasnya.
Diakuinya, kesadaran masyarakat untuk berternak sapi di Kep. Babel mulai ada, dan hal ini merupakan hal yang sangat bagus. Selain karena sapi sebagai penghasil daging, juga dapat menghasilkan pupuk, sehingga dapat membantu perkembangan dunia pertanian di masa mendatang.
Pemanfaatan lahan eks tambang di akui Edi Romdhoni sudah dilakukan sejak lama, namun selama ini belum di kelola dengan baik karena dunia pertambangan masih menjadi pilihan masyarakat. Sehingga, masih ada masyarakat yang alih profesi dari petani menjadi penambang.