“Terimakasih kami kepada Masyarakat khususnya Bapak Nasidi yang telah mengajari kami nilai kehidupan. Tebat rasau ini takkan pernah hilang dari nurani kami. Begitu banyak hikmah yang kami dapatkan di sini. Harapan kami semoga Tebat Rasau semakin gemilang di masa depan,” ungkap Budi.
Sebelum kegiatan ini diakhiri, terdapat satu hal yang menarik dan berkesan yaitu penyerahan cinderamata dari Pengelola Geopark Tebat Rasau kepada Kampus, Dosen Pendamping Lapangan dan seluruh mahasiswa KKN sebagai tanda sayang dan terimakasih masyarakat kepada civitas akademika kampus khususnya mahasiswa yang telah mengabdi dan memberikan dampak positif di desa Lintang. Cinderamata tersebut adalah Gasing Terenang. Gasing ini bukan hanya sekadar mainan, melainkan juga simbol identitas dan kearifan lokal masyarakat Desa Lintang, Belitung Timur.
Istilah Terenang merujuk pada gasing yang dapat berputar dalam waktu yang sangat lama. Gasing yang memiliki filosofi keseimbangan, kesabaran, ketahanan, budaya, keindahan dan harmonisasi alam ini sebagai simbol pemersatu hati antara masyarakat dan mahasiswa KKN IAIN SAS Babel.
Kemudian kegiatan ini diakhiri dengan salam-salaman dan foto bersama. Beriring harapan semoga silaturahmi ini tetap berlanjut sampai kapanpun, walau mahasiswa sudah kembali ke rumahnya masing-masing.(*)