Dalam kasus ini, apakah langkah politik Mahfud merugikan banyak pihak atau tidak? Itu alat ukurnya.
Dilihat dari kepentingan elektoral, mundurnya Mahfud mungkin tidak akan berpengaruh secara signifikan. Walaupun pernyataan tersebut belum bisa dibuktikan secara ilmiah karena tidak ada angka pastinya.
Jika konsisten dengan pertimbangan etika dan moral, maka keputusan ini adalah langkah besar. Bukan soal menang kalah, tetapi soal mendidik nalar dan moral politik publik.
Kekuatan moral seorang politisi diuji ketika dia mampu menjaga etika dan moralitasnya dalam ingar bingar politik.
Bisa jadi keputusan mundurnya Mahfud dinilai penghianatan politik oleh sebagian orang. Namun siapa yang dikhianati? Bukankah penyimpangan kekuasaan itu salah satu bentuk pengkhianatan terhadap kedaulatan rakyat?
Pilihan politik Mahfud akan dimaknai berbeda, tergantung kelompok mana yang meresponsnya.
Setidaknya, pesan moral yang ingin ditunjukkan bahwa persoalan etika lebih utama dibanding urusan elektoral. Ke arah inilah harusnya para politisi melangkah.
Bagaimana caranya menghilangkan etika dalam diskusi politik akhir-akhir ini? Banyak yang risih. Jangan bicara etika terus, ini politik!
Politik memang riuh, bising, dan memekakkan telinga. Namun politik tidak harus terlalu jauh dari rasionalitas dan moralitas.
Jalur kewarasan demokrasi harus tetap dijaga. Kita tunggu parade-parade etis lainnya dari seluruh pejabat publik yang berkoar-koar di panggung jabatan resmi sembari mempertontonkan gairah kepentingan pribadi. Masih ada waktu tentunya, sebelum nasib politik berkata lain.(5LW)