Kerinduan Putri Anggun dalam Pengabdian KKN Nusantara Moderasi Beragama ke-IV se-Indonesia 2024

oleh
oleh

Begitupun saat hari raya natal atau lebaran, mereka saling mengantarkan makanan, menjaga lalu lintas orang yang sedang solat ied di masjid. Setelah itu, mereka seolah menyambut dan saling bermaaf-maafan antar umat muslim dan non muslim usai solat ied. Bukan bermaksud untuk membeda-bedakan, terkadang di daerah kami, toleransi antar umat beragama, sangat jauh berbeda, jangankan antar umat beragama, terkadang yang satu agama saja masih banyak selisih faham. Sepatutnya, kita belajar dari Sukamulya, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan ini. Mereka tetap bersatu tanpa mengusik satu sama lain. Dalam satu keluarga saja, ada yang sampai menganut 3 agama yang berbeda.

Itulah yang menjadi suatu poin plus bagi kami para mahasiswa KKN Moderasi Beragama. Malu, jika diantara kami ada yang tidak bisa menghargai perbedaan yang ada, walaupun dalam kelompok kami juga ada yang beragama Hindu. Di suatu malam, kami pernah berdiskusi tentang agama-agama yang ada di Indonesia. Mendengar pembahasan dari teman-teman yang salah satu diantara kami juga mengampu prodi studi agama-agama. Jadi, kami antusias saling berbagi cerita tentang bagaimana kami menjalani ibadah dan kepercayaan kami masing-masing.

Eittsss.. saya hampir lupa menjelaskan pemberdayaan apa yang kami lakukan disana. Saya sedikit saja menceritakan tentang proses pemberdayaan yang kami lakukan. Karena terbagi menjadi kelompok yang fokus pada pengabdian, namun saya tetap membantu pemberdayaan yang teman-teman lakukan tanpa mengurangi fokus saya. Karena menurut saya, waktu itu tidak akan terulang kembali. Ada 3 pemberdayaan yang kami lakukan yaitu sarapan bergizi gratis atas kolaborasi antara rumah zakat dengan dapur gizi, talkshow UMKM untuk menghidupkan dan memberi peluang serta motivasi bagi masyarakat Sukamulya agar tidak terjerat pinjaman Bank Emok dan pendirian sanggar seni di Kelurahan Sukamulya. Banyak pertimbangan mengapa kami memilih 3 pemberdayaan tersebut. Sesuai potensi yang ada di tiap-tiap RT, kami menyimpulkan bahwa 3 hal ini yang perlu dikembangkan dan berdayakan agar menjadi kegiatan yang berkelanjutan di kelurahan tersebut.

Hingga akhirnya, tiba masanya kami memasuki hari-hari perpisahan. Satu persatu tiap RT saling silaturahmi kembali untuk pamit dan berterimakasih. Tidak hanya anggota kelompok itu saja, tapi anggota kelompok dari RT lain ikut diundang agar semua mahasiswa lain juga bisa dikenal oleh masyarakat. Memasuki 5 hari terakhir kami di Sukamulya, rinai air mata rasanya membanjiri mata setiap kami berkumpul hangat pada malam hari. Mulai dari perpisahan dengan RT. 7 di dekat posko kami, saya Cuma bisa menyumbangkan puisi dengan iringan gitar dari teman dari Bandung. Wah..itu benar-benar rapuh ketika saya menghayati pembacaan tiap lariknya. Effort yang disiapkan dari warga RT tersebut juga banyak sekali mulai dari prepare makanan, lokasi, alat, dan warga yang berbondong-bondong turut menyaksikan perpisahan kami, namun nampaknya mereka ikutan sedih melihat kegiatan KKN sudah akan berakhir.

Hari esoknya juga, masih dengan momen perpisahan dengan RT yang lain. Dan hari yang tidak ditunggu-tunggu pun tiba, 24 Agustus 2024, hari penutupan dan ekspos hasil KKN Moderasi Beragama. Semua peserta KKN Moderasi Beragama ke-IV se-Indonesia hadir dan menunggu pengumuman juara dari masing-masing kelompok. Finally, kami dari Kelurahan Sukamulya mendapat juara nominasi kelompok Terbaik Penggalian dan Pengembangan Potensi Masyarakat. Penghargaan itu bagi kami, sebuah pencapaian bersama atas kerjasama, kolaborasi dan kerja keras yang kami persembahkan untuk DPL, Bapak Dr. H. Rohmanur Aziz, S.Sos.I., M.Ag. dan Kelurahan Sukamulya.

Usai ditutupnya KKN Nusantara 2024 ini, kami kelompok 5 dari Kelurahan Sukamulya kembali melanjutkan dengan perpisahan dengan seluruh masyarakat Kelurahan Sukamulya. Malam itu, Kordes kami kembali menitiskan air mata ketika memberikan sambutan. Suasana haru pecah malam itu, kedatangan kami dari daerah yang berbeda mengantarkan kami pulang kembali ke daerah kami masing-masing.

Dengan modal semangat, niat, amunisi dari orang-orang terdekatku, doa, nasehat mereka yang aku bawa sebagai bekal KKN. Aku Cuma bisa mengucapkan terimakasih banyak kepada kedua orang tuaku atas izinnya, kepada Rektor IAIN SAS Babel, Bapak Dr. Irawan, M. Si, Warek III, Bapak H. Misdar, M. Ag, Ketua LP2M, Bapak Dr. Suparta, M. Ag., yang paling special Bunda Nelly Sanawiyah, S. Sos., M. M dan Bu Dr. Noblana Adib, M. Pd.I., M.A yang sudah mengantar, memonitoring serta menjemput peserta KKN Nusantara, khususnya apresiasi tertinggi kepada Ibu dan Bunda, semoga apa yang dilakukan menjadi amal baik dan ganjaran yang berlipat ganda. Kalian terbaik dimata kami. Terimakasih atas kesempatan dan kepercayaannya sudah memilih saya mewakili kampus hijau tercinta. Tak lupa ucapan terimakasih sebesar-besarnya kepada Bunda Eva Algafry selaku Ibu Bupati Bangka Tengah, Mbak Ayi Puspasari, Kades Nibung, rekan-rekan jurnalis yang selalu setia menjadi support systemku, teman-teman organisasi juga,

Mungkin jika dijabarkan, aku takkan bisa menceritakan secara detail apa yang aku rasakan saat KKN disana. Karena begitu banyak secercah memori yang takkan bisa dilupakan. Dengan ilmu dan pengalaman yang saya tempuh selama kuliah, dengan bekal tersebutlah saya bisa terjun langsung melalui Kuliah Kerja Nyata Moderasi Beragama ke-IV se-Indonesia. Melihat pluralisme yang datang dari segala penjuru daerah yang terpilih untuk mengabdi di Kota Kuda ini. Bertemu dengan orang-orang baik yang bisa menyambut hangat kami dengan tangan terbuka lebar. Semoga goresan cinta yang kami torehkan untuk masyarakat Sukamulya ini bisa membekas dan terpatri di hati sadayana.

Kelurahan Sukamulya Kuningan Jawa Barat!!!

Jaya, Jaya, Jaya, Menyala Kelurahanku..

Salam Toleransi, Salam Moderasi

No More Posts Available.

No more pages to load.