OLEH: PUTRI ANGGUN
Mahasiswi Prodi PAI Angkatan 22, IAIN Syaikh Abdurrahman Siddik Babel
CDN.id, BABEL – Jika mendengar kata Moderasi, apa yang ada dibenak dan pikiran teman-teman? Sebatas menghargai atau toleransi dengan agama tertentu saja. Perkenalkan saya Putri Anggun, saya diberi kesempatan dan jalan oleh Allah, orangtua, dosen dan kemauan yang kuat dari saya sendiri. Beberapa cara dan kegagalan yang saya hadapi ketika mendaftarkan KKN di semester 4 kemarin.
Saya dari prodi pendidikan agama Islam, fakultas Tarbiyah, Institut Agama Islam Negeri Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung. Anak pertama dari Bapak Peri Irawan dan Ibu Elisa asal Koba, Bangka Tengah yang berani menjadi salah satu delegasi dari Bangka Belitung yang lolos seleksi untuk mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) Moderasi Beragama ke-IV se-Indonesia tahun 2024 di Kuningan, Jawa Barat pada 15 Juli- 25 Agustus 2024 lalu.
Setelah melewati gagal seleksi untuk mengikuti KKN Melayu di Langsa, Aceh. Saya mencoba mengikuti KKN Reguler di Belitung Timur dan lolos di Desa Pembaharuan. Namun, saat ada pemberitahuan ada pembukaan KKN Nusantara dan Internasional di Malaysia, saya segera menyiapkan berkas dan mengikuti tahapan seleksi kembali, ya maklum saya termasuk anak yang pantang untuk menyerah.
Saat pengumuman, ternyata saya lolos seleksi untuk ikut KKN di Kuningan, Jawa Barat. Ketika itu juga saya langsung memberi tahu orang tua untuk meminta izin agar saya dapat mengikuti KKN di luar daerah. Alhamdulillah restu kedua orang tua saya pun saya dapatkan, rasa haru dan bahagia campur aduk kala itu, setelah proses yang cukup membuat kecewa, ternyata ada rencana Tuhan yang indah sudah dipersiapkan untuk saya. Dan saya sontak bersyukur dan sadar dengan segala takdir yang diberikan kepadaku.
Memulai persiapan mulai dari bekal ilmu dan pengalaman yang didapat selama di kampus dan beberapa amunisi yang harus disiapkan. Awalnya saya tidak menyangka bisa lolos, karena rata-rata yang ikut itu banyak dari semester 6. Lagi dan lagi, saya merupakan satu-satu peserta termuda di kelompok KKN terpilih se-Indonesia. Kuliah kerja nyata (KKN) yang saya ikuti ini bukan KKN biasa, namun diikuti oleh seluruh PTKN dari Aceh sampai Papua. Sungguh takjub dengan beragam perjuangan dan pergerakan teman-teman perwakilan dari Sabang sampai Merauke.
Mereka adalah orang-orang pilihan yang berkesempatan sama seperti saya. Dengan latar belakang bahasa, suku, agama, makanan, adat, kebiasaan, organisasi yang berbeda-beda membuat kami bisa saling memperkenalkan ciri khas daerah masing-masing. Walaupun awalnya saya cukup risau dengan persiapan KKN ini karena belum pernah merantau jauh dari orang tua, dan juga cemburu melihat keseruan teman-teman yang sudah duluan berangkat KKN Reguler di Belitung Timur dan Bangka Barat.
Rasa canggung ada karena belum beradaptasi dengan teman- teman dari Nusantara lainnya. Namun kecanggungan itu hilang dengan sendirinya setelah beberapa hari saya lalui di sini, saya sungguh merasa bahagia bisa mendapatkan relasi dan sahabat yang baik seperti mereka. Mempunyai keluarga kedua yang jauh dari rumah dan menjadi teman keseharian, teman perjuangan dan teman untuk menyukseskan KKN Nusantara Moderasi Beragama ke-IV se-Indonesia ini.
Singkat cerita saya dan teman- teman lainnya mengusungkan tema dari KKN tentang Moderasi Beragama dan jargonnya yang berbunyi “Harmoni Bersama Umat Beragama”. Alhamdulillah saya bersyukur bisa tergabung dalam kelompok 5 di Kelurahan Sukamulya, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.
Ternyata apa yang telah saya lalui dalam seleksi KKN Nusantara terbayarkan, masyarakat di sini sangat ramah dan baik kepada kami mahasiswa KKN Moderasi Beragama (MB) ke-IV Se-Indonesia. Setibanya saya di Kantor Kecamatan untuk registrasi, saya disambut baik oleh panitia disana. Suasana dan cuaca sudah mulai terasa berbeda, karena disana dekat dengan kaki pegunungan Ciremai. Lalu, saya berkenalan dengan para peserta yang juga baru sampai dari berbagai daerah. Setelah itu, saya mencari rombongan kelompok Sukamulya agar bisa langsung beranjak ke pemondokan. Saat ketemu, saya pun berpamitan dengan dosen pendamping dan teman-teman kampus saya yang berbeda desa.
Sembari di perjalanan, saya juga berkenalan dengan teman-teman di angkot. Ada yang dari Bali, Kalimantan, Jambi, Kediri, Lombok, dan lain-lain. Sesampai di pemondokan, kami langsung berkumpul dan saling bercengkrama seolah-olah kami teman lama yang reuni kembali. Padahal kami orang yang baru berkenalan dan rasanya asik sekali bisa bercerita perjalanan masing-masing sambil bertukar makanan khas daerah. Setelah itu, kami istirahat karena besoknya ada acara pembukaan di Pendopo Bupati Kuningan.