CDN.Id, JAKARTA – Dewan Kerajinan Nasional (DEKRANAS) kembali menggelar Pameran Kerajinan Nusantara “Kriyanusa” 2023 dengan mengangkat tema “Kriya Unggul, Indonesia Maju” yang berlangsung mulai tanggal 13 hingga 17 September 2022 di Plenary Jakarta Convention Center.
Kegiatan ini dibuka langsung oleh Ibu Negara Iriana Joko Widodo, ditandai dengan pemukulan rebana, didampingi Ketua Umum Dekranas sekaligus juga Ibu Kerajinan Nasional Wury Ma’ruf Amin.
Dalam hal ini Pj Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) Maya Suganda Pasaribu berharap kriya-kriya Babel dapat terus mengembangkan karyanya, terkhusus untuk motif batik cual agar lebih variatif sehingga bisa digunakan pada acara formal maupun non-formal.
“Untuk persaingan harga juga harus dimainkan dari harga yang tinggi sampai harga yang bisa dijangkau oleh masyrakat luas, sehingga yang tidak mampu membeli harga mahal juga bisa membelinya. Para pengrajin juga harus saling bertukar informasi, berbagi pengalaman bagaimana caranya memasarkan dan mengembangkannya,” harapnya.
Maya Suganda yang hadir di pameran kriyanusa terlihat mengenakan baju khas dari Babel yaitu Batik Cual dengan motif modifikasi lebah pelawan dengan atasan baju kurung melayu berwarna merah, mendorong semangat para pengrajin yang hadir di pameran tersebut.
“Banyak sekali peserta-peserta dari seluruh provinsi di Indonesia dan tadi para ibu-ibu dekranasda ada yang mengikuti fashion show dan sangat mendukung produk-produk buatan Indonesia dengan memakai hasil-hasil kriya dari pengrajin, untuk membantu pemasarannya,” ujarnya.
Tahun ini Provinsi Kep. Babel menghadirkan 4 stand kriya Babel dalam rangka berpartisipasi, diantaranya ; Kabupaten Bangka Selatan dengan hasil kriya lampu dari paralon dan hasil rajutan, Kabupaten Bangka Tengah dengan hasil kriya ecoprint, Kabupaten Belitung dengan hasil kriya batik dan bebatuan, serta Provinsi sendiri yang menghimpun kriya-kriya di Babel seperti hasil rajutan Kabupaten Bangka Barat, Batik kampung katak Pangkalpinang, cual, tenun hingga tas resam.
“Untuk persaingan harga juga harus dimainkan dari harga yang tinggi sampai harga yang bisa dijangkau oleh masyrakat luas, sehingga yang tidak mampu membeli harga mahal juga bisa membelinya. Para pengrajin juga harus saling bertukar informasi, berbagi pengalaman bagaimana caranya memasarkan dan mengembangkannya,” ucapnya.