Ia juga menjelaskan, bahwa inti dari reaksi masyarakat ini dipicu oleh kebijakan yang dirasa dapat mengusik sendi-sendi perekonomian masyarakat Babel. Khususnya masyarakat yang selama ini sudah terlibat dalam budaya pertambangan.
“Karena, sepanjang sejarah Bangka Belitung ini, kita belum pernah merasa sulitnya perekonomian seperti hari ini. Contohnya saja seperti kemarin-kemarin dengan harga timah di Babel ini turun, banyak masyarakat yang merasa sulit, apalagi dengan adanya pernyataan oleh Pj. Gubernur yang ingin menutup dan menata pertambangan ilegal, tapi tanpa solusi yang jelas. Itu artinya akan imbas ke masyarakat kecil yang hanya berpangku dengan tambang. Mau nafkahi keluarganya bagaimana? Apa solusinya,” sembur Batara.
Batara juga mengatakan, seharusnya Pj. Gubernur harus paham, karena kapasitas dia di Babel ini juga sebagai pemimpin daerah bukan sebagai hanya sebagai Dirjen Minerba.