“Seperti hilirisasi, seperti rencana untuk memberikan intervensi nutrisi dan gizi pada rakyat Indonesia,” jelasnya.
“Ini adalah revolusi kebijakan yang banyak negara tidak suka tentunya. Banyak negara-negara lain yang melihat jejak Indonesia menjadi negara maju, jadi negara kuat, jadi negara super power itu terlihat di depan mata,” imbuh Fahri.
Lebih lanjut, Fahri menegaskan kemerdekaan Indonesia bukan hadiah dari bangsa lain. Oleh karena itu, ia menilai menjadi berdaya merupakan bagian dari usaha menjaga kedaulatan sehingga setiap keputusan pro rakyat hanya bisa diambil oleh pemimpin yang berani.
“Kalau Indonesia mau jadi negara superpower, negara kuat, yang bisa menyejahterakan rakyatnya, itu tidak mungkin kita titipkan kepada negara lain,” tegas Fahri.