Dirty Vote Bongkar Politik Gentong Babi Jokowi, TKN Prabowo-Gibran Tantang Pembuktian Pelanggaran Pemilu

oleh
oleh

CDN.id, JAKARTA– Berita terpopuler yang banyak menarik perhatian pembaca adalah mengenai film Dirty Vote. Film yang dibintangi oleh tiga pakar hukum tata negara itu membongkar sejumlah dugaan pelanggaran di pemilihan umum atau Pemilu. Termasuk membongkar politik gentong babi yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo alias Jokowi. Bagaimana penjelasannya?

Berita terpopuler lain yang juga banyak dibaca masih terkait film Dirty Vote. Wakil Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Habiburokhman menuding bahwa isi film Dirty Vote adalah fitnah. Dia juga menantang supaya dugaan kecurangan Pemilu yang disampaikan dalam film tersebut dibuktikan.

Berikutnya adalah berita tentang kelangkaan beras premium di pasaran. Meski begitu, Direktur Utama Bulog Bayu Krisnamurthi membantah bahwa terjadi kelangkaan beras premium di sejumlah ritel modern, terutama beras Stabilisasi Pasokan Harga Pasar (SPHP) yang dikemas oleh Bulog. Menurut Bayu, berdasarkan pantauannya, beras premium dari Bulog itu masih tersedia di berbagai ritel modern di Indonesia.

Lalu berita tentang Co-captain Tim Nasional Anis-Muhaimin (Amin), Tom Lembong yang kembali menyentil kebijakan ekonomi Presiden Jokowi.

Sedangkan berita kelima adalah tentang sejumlah pusat perbelanjaan dan toko ritel akan mengadakan promosi besar-besaran khusus untuk mendukung pemilihan umum yang akan diadakan pada 14 Februari 2024.

1. Dirty Vote Bongkar Politik Gentong Babi Jokowi di Politisasi Bansos pada Pemilu 2024, Ini Penjelasannya

Isu bantuan sosial alias Bansos dipolitisasi ramai dalam beberapa waktu terakhir. Ahli hukum tata negara Bivitri Susanti memberikan penjelasannya dalam film Dirty Vote. Film dokumenter yang mengungkap dugaan kecurangan Pemilu oleh Presiden Jokowi itu dirilis hari ini, Ahad, 11 Februari 2024

“Mengapa Bansos dijadikan alat berpolitik? Ada satu konsep dalam ilmu politik yang namanya politik gentong babi atau pork barrel politics,” kata Bivitri dalam film yang disutradarai Dandhy Laksono tersebut.

Bivitri menjelaskan, politik gentong babi merupakan istilah yang muncul pada masa perbudakan di Amerika Serikat. Saat itu, para budak harus berebut mengambil daging babi yang diawetkan dalam gentong. Para budak lantas memperebutkan babi di gentong tersebut.

“Akhirnya muncul istilah bahwa ada orang-orang yang akan berebut jatah untuk kenyamanan dirinya,” tutur Bivitri.

Dalam konteks politik saat ini, Bivitri mengatakan politik gentong babi adalah cara berpolitik yang menggunakan uang negara. Uang tersebut digelontorkan ke daerah-daerah pemilihan oleh politisi agar dirinya bisa dipilih kembali.

“Tentu saja kali ini Jokowi tidak sedang meminta orang untuk memilih dirinya, melainkan penerusnya,” ujar Bivitri.

Dalam pemaparannya di film Dirty Vote, Bivitri memang menyoroti gelontoran anggaran Bansos menjelang Pemilu 2024 yang dianggap berlebihan. Sebab, untuk bulan Januari saja pemerintah sudah menghabiskan Rp 78,06 triliun. Jenis bantuan yang diberikan melalui anggaran tersebut, yakni Program Keluarga Harapan (PKH), bantuan beras, Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), Program Indonesia Pintar (PIP), dan bantuan langsung tunai (BLT) El Nino.

No More Posts Available.

No more pages to load.