Rusia pada menit-menit terakhir keberatan dengan penghapusan kata gencatan senjata “permanen” dan mengadakan pemungutan suara, namun gagal mendapatkan persetujuan.
Resolusi yang berhasil ini sebagian dirancang oleh Aljazair, yang saat ini menjadi anggota blok Arab di Dewan Keamanan, dengan dukungan beragam negara termasuk Slovenia dan Swiss.
Resolusi tersebut disahkan dengan skor 14-0, setelah AS memutuskan untuk tidak menggunakan hak vetonya. Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield menyatakan pihaknya abstain atas resolusi yang juga menuntut pembebasan semua sandera selama serangan mendadak Hamas pada 7 Oktober di Israel selatan.
Namun, seruan pembebasan sandera tidak dikaitkan dengan gencatan senjata selama Ramadan, yang berakhir pada 9 April, seperti draf resolusi yang dibuat oleh AS pada Jumat pekan lalu.
Resolusi AS itu diveto oleh Cina dan Rusia karena tidak secara eksplisit menuntut Israel menghentikan serangannya di Gaza yang telah menewaskan lebih dari 32 ribu warga Palestina, sebagian ebsar anak-anak dan perempuan.
Washington menolak kata-kata gencatan senjata pada awal perang yang sudah berlangsung hampir enam bulan di Jalur Gaza. AS selalu menggunakan hak vetonya untuk melindungi Israel, ketika mereka membalas serangan Hamas pada 7 Oktober yang menurut Israel menewaskan 1.139 orang.