Rante kuku macan, meskipun kini sering diproduksi dalam bentuk imitasi, tetap memiliki makna mendalam sebagai warisan budaya yang harus dilestarikan. Pakaian ini tidak hanya simbol keagungan, tetapi juga representasi dari identitas dan sejarah masyarakat Betawi.
Tak hanya menjadi ajang deklarasi politik, tetapi acara tersebut juga menunjukkan bagaimana budaya dapat berperan dalam dunia politik. Selain Rante kuku macan, aksesoris lain seperti Rante duit gobang dan blangkon Betawi juga menambah nilai simbolik dalam penampilan para calon.
Rante duit gobang mencerminkan status sosial, sedangkan blangkon menggambarkan kebebasan dan perjuangan masyarakat Betawi pada masa penjajahan.
Melalui pendekatan ini, Pramono Anung dan Rano Karno berusaha memperkuat legitimasi mereka sebagai calon pemimpin yang tidak hanya memahami isu-isu kontemporer, tetapi juga menghargai tradisi dan warisan budaya Jakarta.
