Dari Munjang Untuk Hidupkan Kembali Perepat Mati (bagian 2 tamat)

oleh
oleh
Pengurus PWI Babel berfoto bersama di depan bibit mangrove yang akan ditanam di Perepat mati pada peringatan hari mangrove se-dunia tanggal 26 Juli mendatang.(foto-dok)

Rosy Maharani (Reporter channel8news.id)

Usai meninjau lokasi penanaman Mangrove, saya dan rombongan pengurus PWI Babel pun lanjut ke lokasi Mangrove Munjang Kurau. Butuh waktu sekitar 40 menit dengan kendaraan roda empat dari Kota Pangkalpinang untuk tiba di hutan konservasi sekaligus tempat wisata alam ini. Sebagai orang yang cukup awam tentang Mangrove, perjalanan ini membuat saya semangat. Karena informasi yang saya dapatkan, areal seluas 7 hektar di sisi Barat desa Kurau kabupaten Bangka Tengah tersebut merupakan kawasan terpadu pembibitan Mangrove dan pembiakan fauna yang merupakan bagian ekosistem hutan Mangrove itu sendiri.

Sesampainya saya di Mangrove Munjang Kurau, jiwa saya merasakan menyatu dengan alam, di sana saya dusuguhkan jajaran rapi bibit-bibit mangrove dengan warna hijau segar. Pada bagian ujung dari tempat pembibitan tersebut terdapat sebuah pondok kopi seperti rumah pohon, dengan latar hutan Mangrove yang masih alami. Saya rombongan pun dipersilahkan menyeruput segelas kopi seperti welcome drink di hotel bintang lima. Saya menarik nafas dalam-dalam. Aroma kopi bercampur oksigen segar yang ditiupkan dari belantara mangrove di tepi pondok tersebut membuat rasa kopi tersebut mengalahkan welcome drink hotel bintang lima.

Menikmati kopi di pondok rumah pohon, lebih nikmat dari welcome drink hotel bintang lima lho… (foto-dok)

Saya tidak mau berlama-lama di pondok kayu seluas 5 x 5 meter tersebut. Usai menyeruput kopi hangat yang disediakan pengelola, adrenalin saya seolah memaksa saya untuk mengeksplorasi kawasan yang bisa membuat kita betah berlama-lama ini. Berjalan menikmati jajaran bibit Mangrove yang tersusun rapi. Tak lupa saya mengabadikan kesempatan pertama ini dengan menyempatkan berselfie ria di antara bibit mangrove.

Selesai melihat rimbunnya bibit mangrove perhatian saya tertuju ke arah kolam penggemukan Kepiting Bakau. Ada beberapa Kepiting berwarna Hijau Lumut seukuran telapak tangan yang mencuri perhatian saya. Hewan amphibi yang bergerak menyamping tersebut seolah terlatih dengan penampakan para penangkar yang rutin memberikan makan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.