“Ini sejarah tidak boleh ditutup-tutupi, karena zaman Orde Baru peran ulama ditutup-tutupi. Begitu reformasi terwujud, mulai kita rintis pengakuan ulama-ulama sebagai pejuang masuk menjadi mata pelajarah sejarah seluruh pendidikan nasional kita,” tutur dia di Pondok Pesantren Syaichona Moh Cholil, Bangkalan, Rabu (31/01/2024) malam.
Kala itu, Muhaimin dan sejumlah mahasiswa berlatar belakang santri Nahdlatul Ulama (NU) merasa peran pendiri NU untuk kemerdekaan Indonesia tidak didokumentasikan dengan baik.
Padahal, berbagai arsip sejarah mencatat pergerakan politik mereka di masa kolonial Belanda.
Beberapa tokoh pendiri NU yang dimaksud Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa itu adalah KH Hasyim Asy’ari, KH Abdul Wahab Chasbullah, KH Moh Choli, dan KH Bishri Syansuri.