Militer Israel mengatakan pengiriman pada Kamis itu dilakukan oleh kontraktor swasta sebagai bagian dari operasi bantuan yang telah mereka awasi selama empat hari sebelumnya.
Juru bicara OCHA Jens Laerke mengatakan pengiriman tersebut dilakukan tanpa koordinasi dengan PBB.
Serangan Israel telah menghancurkan pemerintahan Hamas yang sebelumnya mengelola Gaza dan membuat polisi kota tidak berdaya. Sementara pekerjaan badan utama PBB yang beroperasi di daerah kantong tersebut (UNRWA) terhambat oleh tuduhan Israel bahwa mereka terlibat dalam serangan 7 Oktober, yang mereka bantah.
“Pembantaian tragis ini, demikian beberapa orang menyebutnya, merupakan ilustrasi mengapa UNRWA perlu mendistribusikan bantuan di Gaza untuk mencegah kelaparan massal, yang sudah dimulai,” kata Chris Gunness, mantan juru bicara UNRWA.
“Ini adalah gambaran bahwa Anda tidak bisa menyerahkan perlindungan warga Palestina di Gaza dalam hal ketahanan pangan kepada Israel,” tambahnya.
Serangan Hamas pada 7 Oktober menewaskan 1.140 orang, dan menyebabkan 253 sandera, menurut penghitungan Israel.
Kampanye militer Israel telah menewaskan lebih dari 30.200 warga Palestina di Gaza, kata otoritas kesehatan di daerah kantong yang dikelola Hamas.
Dengan bencana kemanusiaan yang terjadi di Gaza, banyak negara telah mendesak gencatan senjata. Namun, Presiden AS Joe Biden mengatakan insiden Kamis ini akan mempersulit perundingan untuk mencapai kesepakatan yang melibatkan gencatan senjata dan pembebasan sandera. (H4/ TC)