Bujoi, Teladan Urang Kampong

oleh
oleh

Hari Jum’at ba’da Ashar, 28 Februari 2025, tepat akhir Sya’ban, awal Ramadhan, Tarmizi Saat tercinta dan dicintai semua masyarakat, terutama masyarakat kampung menghembuskan nafas terakhirnya dengan meninggalkan kenangan dan jejak kebaikan yang membuat semua orang kehilangan. Tidak hanya keluarga besar saja, sosok H. Tarmizi Saat alias Bujoi meninggalkan banyak kenangan dan cerita indah bagi masyarakat Kabupaten Bangka, bahkan Bangka Belitung. Sosok orang kampung yang benar-benar menjadi teladan dan tidak meninggalkan akarnya sebagai orang kampung.

Setelah kepergian sang tokoh teladan ini, sulit rasanya mencari padanan atau pengganti Tarmizi Saat alias Bujoi, terutama bagi masyarakat Desa Kemuja. Banyak tokoh, banyak yang bertitel, banyak yang jadi pejabat, banyak yang jadi Ulama, banyak yang menjadi orang hebat, tapi…., belum ada yang sepadanannya sama dengan Bujoi yang memiliki kepedulian tinggi terhadap kampung kelahirannya. Ia terbukti menjadi tempat mengadu semua orang, semua kegiatan, semua persoalan, dari rumah tangga, masjid, pesantren, desa, pekerjaan, ekonomi, dan lain sebagainya.

Selama jalan, Pamanda Tarmizi Saat…. insya Allah keberkahan Ramadhan telah engkau raih di sorga… kami bersaksi, engkau orang baik dan banyak membantu masyarakat kampung. Tak terasa air mata ini menetes kala merangkai kata tentang Bujoi yang begitu peduli dan menjadi tempat kami semua mengadu….

Salam Cinta!

Pundok Kebun, 02 Ramadhan 1446 H.

Ahmadi Sofyan, populer dengan nama Atok Kulop. Disebut sebagai budayawan atau pemerhati sosial masyarakat di Bangka Belitung yang akhir-akhir ini banyak menghabiskan waktunya di kebun tepi sungai di Desa Kemuja.

No More Posts Available.

No more pages to load.