CDN.id, JAKARTA- Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar memang masih beberapa bulan lagi, yaitu pada Desember 2024, tetapi gaungnya sudah menarik perhatian. Sebagai salah satu partai tertua yang sampai saat ini Golkar masih aktif dalam politik Indonesia
Apalagi diperolehan suara pada pemilu 2024 ini, suara partai berlambang pohon beringin itu berada pada posisi kedua di bawah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P). Sehingga Munas juga bakal menentukan siapa kader yang bakal terpilih memimpin partai identik dengan warna kuning itu.
Di sisi lain, belakangan muncul isu tentang prediksi manuver politik Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang disebut-sebut bakal merapat ke Partai Golkar. Penyebabnya adalah hubungan antara Jokowi dan PDI-P saat ini dianggap sudah terlanjur memburuk akibat persaingan pada Pemilu dan pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Status Jokowi sampai ini di PDI-P juga belum jelas. Di sisi lain, Jokowi dan PDI-P terlibat rivalitas dalam Pilpres.
Jokowi membiarkan anak bungsunya, Gibran Rakabuming Raka, menjadi calon wakil presiden mendampingi calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto. Sedangkan PDI-P dan koalisinya mengusung capres-cawapres nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Terlebih dari itu Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo memprediksi ada 4 kandidat yang berpeluang masuk dalam bursa ketua umum.
“Ada Pak Airlangga (Airlangga Hartarto), kemudian ada Pak Agus Gumiwang, kemudian ada Pak Bahlil, dan ada saya hahaha,” kata lelaki disapa Bamsoet itu di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (8/3/2024).
Berikut profil singkat 4 tokoh yang diprediksi akan berebut kursi Ketum Partai Golkar.
1. Bambang Soesatyo
Bambang adalah seorang mantan jurnalis dan pebisnis yang terjun ke politik melalui Partai Golkar. Lelaki kelahiran 10 September 1962 itu adalah lulusan Sekolah Tinggi Ekonomi Indonesia, Jakarta, IM Newport Indonesia, Amerika Serikat
Dia pernah menjabat sebagai pemimpin redaksi majalah Info Bisnis pada usia 29 tahun.
Bambang bergabung dengan Partai Golkar sejak 1980 melalui organisasi sayap Angkatan Muda Pembaharu Indonesia (AMPI). Karier politiknya menanjak setelah terpilih menjadi anggota DPR pada 2009. Pada saat itu dia menjadu anggota panitia khusus kemelut dana talangan Bank Century.