Pedasnya passss.. ga bikin jontor tapi bikin basah kuyup. Nah lho kira-kira seperti apa tuh pedasnya. Dari tiga opsi antara body kepala dan ekor, saya memutuskan menjajal body Hoile. Kurang dari 3 menit, tak lama muncul Chef Fadhil langsung mengantar ke meja saya. Semangkok Lempah Kuning Hoile. Saya pun langsung memburu hirupan pertama. Nyusss…. Langsung berasa. Saya pun langsung menyeruput kuah Lempah panas tersebut sesendok demi sesendok. Saya pikir sambil menunggu nasi.
Namun hingga kering kuah Lempah Kuning Hoile tersebut, nasi belum kunjung datang. Di mangkok ukuran sedang tersebut menyisakan 2 potong Hoile yang terdampar karena kekeringan kuah. Saya pun memanggil Chef Fadhil mempertanyakan sepiring nasi yang seharusnya sudah terhidang di depan saya. Eehh ternyata saya yang kurang memperhatikan. Ternyata nasi ambil sendiri dan boleh ambil sepuasnya.
Oke, saya pun meminta kuah tambahan, karena kuah edisi pertama sudah kering dihirup. Saya pun berdiri ke pojok kedai, di mana terdapat termos nasi ukuran besar. Saat dibuka aroma nasi panas yang wangi menyeruak. Sampai berembun kacamata saya terkena uap panas nasi. Setelah mengambil 2 sendok penuh, saya pun dipersilahkan mengambil sayur tumis kacang, dan lalapan plus sambal belacan Toboali.