Setelah tumbuh dewasa, Gosho semakin bertekad untuk mempelajari manga ketika berada di bangku kuliah. Meskipun demikian, ia berniat masuk universitas karena ia berpikir nantinya akan menjadi guru seni di masa depan.
Gosho memutuskan untuk menjadi seniman manga di tahun keempat kuliahnya. Ia mengubah pandangan hidupnya saat ada kakak tingkatnya, Yutaka Abe bertanya kepada Gosho apakah dia ingin mencoba mengirimkan sebuah karya. Sebagai informasi, saat itu Yutaka Abe sudah lulus dan menjadi seniman khusus manga.
Gosho kemudian mengirimkan karyanya ke majalah shounen, dan mendapat penghargaan terhormat. Ketika Gosho memberi tahu orang tuanya tentang keinginannya, banyak orang yang menentang keputusannya.
Ia mulai bekerja sebagai paruh waktu, dan salah satunya pekerjaannya saat itu adalah menggambar latar belakang Ponkikki. Saat merintis karir, Gosho sangat miskin dan hanya makan kari tanpa daging selama lima hari berturut-turut. Keluarganya bahkan mengiriminya nasi.
Ia memulai karir dengan mengerjakan naskah untuk Magic Kaito. Setelah selesai, Gosho mulai menerbitkan serial Yaiba yang mulai menstabilkan keuangannya. Setelah Gosho menyelesaikan Yaiba, editornya memintanya untuk membuat manga misteri, dengan harapan bisa menyamai popularitas Kindaichi.
Hal itulah mendorongnya untuk mengembangkan Detektif Conan yang semula hanya direncanakan dalam dua minggu. Selain itu, Gosho awalnya membuat ide Detective Conan menjadi yang lebih ringan di mana dengan cerita inti ketika seorang remaja laki-laki berusia 10 tahun dan kembali ke kelas satu.