“Awalnya saya terinspirasi saat melihat kakak kelas saya, kemudian dari sosial media juga. Saya juga sering melihat-lihat tentang paskibraka dan saya termotivasi dari sana. Dan orangtua saya maupun lingkungan saya, mendukung itu semua. Intinya, kami sangat bangga karena mengibarkan sang saka merah putih. Karena tidak semua orang bisa melakukan hal itu,” lanjutnya.
Di kesempatan yang sama, orangtua Zalva, Noni, mengaku bahwa anaknya memiliki cita-cita yang besar. Zalva, kata Noni, jika kembali mendapatkan kesempatan, ia ingin kembali mengabdi untuk Provinsi Kepulauan Babel, dengan melanjutkan pendidikan ke IPDN. Ia berharap, anaknya menjadi sosok yang berhasil dan tetap menjadi kebanggan keluarga serta menjadi sosok yang sukses dan maju.
“Zalva ini cita-citanya sangat besar sekali. Dia ingin mengabdi lagi pada Provinsi Kepulauan Babel. Kalaupun ada dari ini, Zalva pengen kuliah di IPDN, agar bisa mengabdi ke Kepulauan Babel ataupun Indonesia. Kebetulan Zalva ini sejak TK, dia selalu diikutkan dalam lomba baris-berbaris. Di SMP dia juga pernah menjadi ketua kelas. Dia aktif juga di pramuka, dia selalu jadi pimpinan di kepramukaannya,” terang Noni.